REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— DKI Jakarta diminta serius mengembangkan wisata halal sebagai sumber pertumbuhan perekonomian yang baru.
"Pengembangan pariwisata dan 'halal tourism' harus dilakukan sebagai sumber pertumbuhan baru perekonomian DKI Jakarta," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta, Trisno Nugroho di Jakarta, Selasa (8/1).
Pernyataan disampaikan dalam "Focus Discussion Group" (FGD) bertajuk "Sinergi Pengembangan Pariwisata DKI Jakarta" yang diselenggarakan "Jakarta Tourism Forum" (JTF).
Menurut dia, seluruh pangsa dari komponen utama PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) DKI Jakarta, yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor mengalami penurunan. Penurunan juga tecermin dari pangsa tiga lapangan usaha utama.
Jika ini terus berlangsung, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta berpotensi terus melambat dan dapat meningkatkan kemiskinan. "Jakarta perlu membangun sumber pertumbuhan baru," kata Trisno.
"Potensinya tidak hanya pada jumlah wisatawan yang terus meningkat, tetapi juga dari sisi belanja," katanya.
Kegiatan ini diikuti para pemerhati dan pemangku kepentingan sektor pariwisata berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Trisno Nugroho yang memaparkan "Hasil Penelitian Big Data TriAdvesor untuk Destinasi Pulau Seribu&Kota Tua".
Kemudian Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah DKI Jakarta Eddy Kuntadi menyampaikan paparan mengenai "Potensi Pariwisata DKI Jakarta dan Kesiapan Para Pelaku Usaha Mewujudkan Jakarta sebagai Pusat Wisata Berkelas Dunia".
Sebagai informasi, pariwisata merupakan sumber baru perekonomian DKI Jakarta yang sudah sesuai dengan tren kontribusi pariwisata yang semakin besar dalam perolehan devisa nasional.
Pada 2017, nilainya mencapai 14,2 miliar dolar AS dari sektor pariwisata, yakni jasa perjalanan dan transportasi penumpang.
Sementara halal tourism merupakan tren Muslim global yang terus tumbuh dengan pesat.
Indonesia berdasarkan Halal Global Destination menjadi negara tujuan wisata halal global keempat di dunia dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya karena memiliki potensi besar pada sektor halal travel, halal food, dan halal fashion.