REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika dilihat dari luar, rumah-rumah di Suriah tampak begitu sederhana. Sulit membedakan antara rumah keluarga berada dan jelata. Kelas sosial sang pemilik baru akan terlihat pada luasan rumah dan dekorasi internal rumah. Rumah yang luas dimiliki keluarga kaya, rumah dengan luas sedang biasanya dimiliki para pedagang dan seniman pahat. Sementara rumah yang sederhana biasanya adalah rumah para pekerja.
Material bangunan sangat dipengaruhi konstruksi dan tradisi bentuk rumah-rumah pada umumnya di Suriah. Melimpahnya bebatuan di Aleppo membuat sebagian besar material bangunan menggunakan material itu. Dinding biasanya dibangun dari lapisan batu hitam dan putih yang disebut al-ablaq. Al-ablaq membentuk karakter dari rumah-rumah yang dibangun.
Baca: Mengenal Hunian Tradisional di Suriah
Faktor sosial, kultural, dan agama berperan penting dalam pembangunan rumah taman di Suriah. Kebutuhan terhadap privasi memengaruhi tata letak ruang dan perlakuan atas pintu masuk utama, termasuk jendela yang menghadap ke luar rumah, serta pemisahan ruang bagi tuan rumah dan tamu.
Bersilaturahim dengan mengundang sanak kerabat dan kolega, serta menyuguhkan hiburan bagi mereka menjadi bagian penting bagi banyak keluarga di Suriah. Silaturahim pada Kamis malam merupakan acara paling umum di sana.
Tuan rumah mengundang sanak kerabat untuk makan malam dan menyajikan pertunjukan musik. Acara kumpul-kumpul para wanita juga sangat umum dan digelar sepekan sekali. Acara-acara kumpul semacam ini diyakini memperkuat ikatan kekeluargaan.
Baca Juga: Tata Lansekap Hunian Tradisional Suriah, Seperti Apa?
Rumah-rumah taman tradisional di Suriah dengan segala karakternya masih relevan hingga hari ini. Namun, sejumlah perubahan sepertinya tak bisa dihindarkan, seiring mengecilnya ukuran keluarga karena makin banyak wanita bekerja di luar rumah. Begitu pun pola berkumpulnya beberapa rumah tangga dalam satu rumah yang kini bergeser menjadi rumah tangga mandiri di rumah tersendiri.
Tak hanya itu, keluarga-keluarga modern Suriah saat ini mengandalkan apartemen bertingkat sebagai solusi hunian terjangkau dibandingkan rumah taman. Rumah-rumah yang memiliki taman di dalamnya kini makin jarang ditemui dan hampir sirna di tengah gempuran arsitektur kontemporer.