REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melakukan kunjungan ke Riyadh, Saudi pada Senin (14/1) waktu setempat. Ia melakukan pembicaraan tentang krisis Timur Tengah, termasuk konflik Suriah dan Yaman. Selain itu Pompeo dijadwalkan membicarakan ancaman dari Iran hingga respons lanjutan Saudi terhadap pembunuhan jurnalisnya Jamal Khashoggi.
Pertemuannya itu merupakan rangkaian kunjungan Pompeo ke negara-negara Arab, yang didominasi oleh pertanyaan dan kekhawatiran soal penarikan pasukan AS dari Suriah. Pada perjalan tur terakhirnya, Pompeo bertemu dengan Raja Saudi dan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS).
Pompeo menekankan pentingnya mendukung solusi politik untuk mengakhiri perang saudara Yaman. "Perlu upaya regional yang berkelanjutan untuk melawan aktivitas memfitnah rezim Iran dan untuk memajukan perdamaian, kemakmuran, dan keamanan," ujar Pompeo.
Baca juga, Erdogan: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dan Brutal.
Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan mengatakan, Pompeo di sana juga menjelaskan pentingnya penyelidikan yang kredibel terhadap pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober.
Seperti diketahui, hubungan antara Riyadh dan Washington merenggang setelah pembunuhan brutal Khashoggi di konsulat. Sejumlah anggota Kongres menuding MBS terlibat dalam pembunuhan. Laporan Badan Intelijen AS (CIA) juga mengindikasikan hal yang sama.
Pascapembunuhan ini, Amerika menarik kembali dukungannya terhadap perang yang dipimpin Saudi di Yaman.
"Kami akan terus melakukan pembicaraan dengan MBS dan Saudi untuk memastikan bahwa pertanggungjawaban penuh dan lengkap sehubungan dengan pembunuhan yang tidak dapat diterima terhadap Jamal Khashoggi," kata Pompeo kepada wartawan di Qatar pada Ahad sebelum menuju ke Riyadh.