Rabu 16 Jan 2019 20:47 WIB

KLB DBD di Manggarai Barat NTT, Delapan Jiwa Meninggal

Kesadaran masyarakat membersihkan lingkungan masih kurang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Fogging nyamuk dbd
Foto: Antara
Fogging nyamuk dbd

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengkonfirmasi delapan jiwa meninggal di Kabupaten Manggarai Barat, NTT akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kini Kabupaten Manggarai Barat dinyatakan statusnya mengalami kejadian luar biasa (KLB) DBD.

Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan jumlah kasus DBD di Kabupaten Manggarai Barat sejak Januari 2018 hingga November 2018 sebanyak 279 penderita dan tiga jiwa meninggal. Kemudian kasus terus meningkat di Desember 2018 sebanyak 539 orang menderita DBD dan jumlah kematian lima jiwa. Kemudian DBD mulai 1 Januari 2019 sampai 11 Januari 2019 tercatat 112 orang meski belum ada yang meninggal dunia.

"Kemudian bupati Manggarai Barat sudah mengeluarkan surat pernyataan kejadian luar biasa DBD," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (16/1).

Ia menjelaskan, tingginya kasus DBD di Manggarai Barat karena banyaknya semak-semak di sana. Apalagi, ia menyebut NTT mengalami curah hujan yang deras meski dalam waktu singkat. Selain itu, ia menyebut perhatian masyarakat untuk membersihkan lingkungan masih kurang seperti membersihkan saluran air.

"Kalau tidak dibersihkan saluran airnya kan bagus untuk perindukan nyamuk," ujarnya.

Akhirnya pihaknya meninjau langsung lokasi DBD di Kabupaten Manggarai Barat dan membahasnya dengan pemangku kepentingan terkait seperti bupati. Dengan koordinasi langsung di bawah bupati Manggarai Barat, ia menyebut Dinas Kesehatan NTT dan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan penanggulanganya.

Pada 28 November 2018 lalu, dia menambahkan, tim Dinas Kesehatan NTT bersama balai besar teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dari Surabaya kembali melakukan penyelidikan penyelidikan epidemiologi di Kecamatan Komodo, Kelurahan Wae Kelambu, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Kemudian pada 7 Januari 2019 lalu, pihaknya dan tim palang merah Indonesia kembali melakukan penanggulangan DBD ke Manggarai Barat.

"Kami berikan bantuan logistik ke sana berupa lima mesin fogging, pembagian larvasida atau abate dan plasma darah PMI," ujarnya.

Selain itu, pihaknya sepakat seluruh jajarannya melakukan kegiatan 3M yaitu menutup, mengubur, dan menguras kemudian memberi larvasida atau abatesasi di seluruh rumah masyarakat di Kota Labuan Bajo. Upaya lainnya yaitu fogging secara massal.

Untuk memaksimalkan penanggulangan, pihaknya bahkan meminta bantuan logistik dari Kementerian Kesehatan. Ia mengaku Kemenkes sudah mengirimkan abate termasuk buku pedoman pencegahan dan pengendalian DBD, hingga petunjuk teknis 3M plus.

"Kami butuh itu. Semua sudah dikirim dan sedang dalam perjalanan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement