Jumat 18 Jan 2019 05:00 WIB

Dana Desa Bisa Bantu Pencegahan Stunting

Penggunaan dana desa tidak hanya untuk kegiatan fisik semata.

Sejumlah warga mengikuti Kampanye Nasional Cegah Stunting di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/9). Kegiatan tersebut digelar dengan mengangkat tema
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Sejumlah warga mengikuti Kampanye Nasional Cegah Stunting di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/9). Kegiatan tersebut digelar dengan mengangkat tema

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dana desa bisa dioptimalkan untuk mencegah stunting. Staf Khusus Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Febby Dt Bangso menyatakan penggunaan dana desa tidak hanya untuk kegiatan fisik semata.

"Tapi juga pengembangan ekonomi masyarat dan peningkatan kualitas hidup masyarakat," kata dia, Kamis (17/1).

Menurut dia dalam meningkatan kualitas hidup masyarakat peran kader Posyandu sangat besar. Keberadaan dana desa dapat dimanfaatkan bagi peningkatan hidup masyarakat desa menjadi lebih baik.    

Ia juga mengatakan dengan adanya kegiatan Raker Kader Posyandu Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam di Grand Rocky Hotel Bukittinggi sebagai bentuk penguatan wawasan kader dalam membangun sumber daya manusia melalui kesehatan masyarakat dan diharapkan para kader lebih meningkatkan kerja sama antar lembaga.    

"Saat ini persoalan stunting atau bayi tumbuh pendek perlu mendapatkan perhatian bersama, Sumbar berada di atas rata-rata nasional yakni sebesar 30,08 persen. Untuk itu perlu langkah pencegahan dilakukan," ucap dia.

Ia menambahkan, stunting ini disebabkan masalah gizi kronis, akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama. Stunting pada umumnya terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.

Diharapkan persoalan ini tidak terjadi di Kabupaten Agam.     "Untuk itu, para kader Posyandu memiliki tugas untuk peningkatan kesehatan anak, khususnya bayi atau balita karena dengan mengoptimalkan dana desa," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Febby Dt Bangso juga mengapresiasi Forum Kader Posyandu (Forkapos) Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam yang menjadi Posyandu model atau percontohan nasional.    

Ketua Forkados Kecamatan Ampek Angkek Erita Ariyani mengatakan forum kader Posyandu tersebut telah berjalan selama satu tahun. Forum membawahi 62 Posyandu dan 244 orang kader yang terbagi dalam posyandu madya, purnama dan mandiri.    

"Kita terus berupaya agar Forkados Ampek Angkek ini agar lebih berkembang, serta meningkatkan kapasitas kader. Untuk itu kami mengharapkan komitmen antar kader ini dapat berjalan dengan maksimal," bebernya.      

Ia mengatakan Forkados ingin menambah wawasan dan pengembangan kemampuan para kader Posyandu yang ada dengan berbagai kegiatan pelatihan, seminar, workshop tentang kesehatan ibu dan anak.

"Kita ingin meminimalkan kasus stunting  di daerah ini dan salah satu caranya adalah bersinergi dengan program Kemendes PDTT dan menjadikan posyandu ini berbasis online untuk memudahkan pelayanan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement