Kamis 17 Jan 2019 22:12 WIB

Pendukung Prabowo-Sandiaga Ricuh dengan Paspampres

Sekitar 15 orang pendukung Prabowo-Sandiaga meminta untuk masuk ke dalam lokasi debat

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) bersalaman dengan capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Setneg-Agus Suparto
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) bersalaman dengan capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keributan sempat terjadi di sekitar area debat Pilpres 2019 di Bhirawa Hall, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). Penyebabnya, belasan pendukung paslon capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno, memaksa untuk memasuki area debat pilpres tersebut.

Keributan terjadi sekitar pukul 21.17 WIB. Sekitar 15 orang pendukung Prabowo-Sandiaga Uno yang berada di bagian belakang Bhirawa Hall meminta untuk masuk ke dalam lokasi debat.

Namun, mereka dicegah oleh Paspampres yang telah mengamankan area sejak pukul 16.00 WIB. Sempat terjadi adu mulut antara paspampres dengan belasan pendukung yang menggunakan jaket bergambar parpol pengusung Prabowo-Sandiaga itu.

"Apa gunanya KPU kalau ada paspampres. KPU itu dibiayai oleh negara. Jangan pilih kasih," ujar salah seorang pendukung laki-laki.

Keributan tersebut diduga dipicu oleh paspampres yang melarang para pendukung yang ingin masuk. Diduga, pendukung tidak terima dengan larangan itu. Sebab, mereka mengaku melihat sejumlah pendukung paslon Jokowi-Ma'ruf Amin bisa masuk lewat pintu masuk belakang itu. "Panggil KPU, mana KPU, panggil Arief Budiman. Saya mau ketemu Arief Budiman," teriak salah seorang pendukung laki-laki lainnya.

Paspampres tetap berusaha mencegah mereka. Para pendukung Prabowo-Sandiaga mencoba menjelaskan jika pintu masuk belakang hanya diperbolehkan bagi pemegang ID bertuliskan all access. Kartu tanda pengenal ini hanya diberikan kepada panitia khusus. Meski sudah dicegah, balasan pendukung tetap memprotes dan ingin masuk.

Kejadian ini berlangsung sekitar 30 menit.  Kepala Departemen Informasi Publik dan Media DPP Partai Gerindra, Ariseno Ridhwan sampai turun tangan untuk bernegosiasi dan menengangkan para pendukung tersebut. Hingga berita ini ditulis, keributan ini masih berlangsung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement