Jumat 18 Jan 2019 15:57 WIB

Warga Pulau Tidung Manfaatkan Abu Vulkanis Anak Krakatau

Abu vulkanis Gunung Anak Krakatau dimanfaatkan sebagai media tanam.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Andri Saubani
PPSU dan ibu-ibu PKK Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu memanfaatkan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau sebagai media tanam, Jumat (18/1).
Foto: dok. Istimewa
PPSU dan ibu-ibu PKK Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu memanfaatkan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau sebagai media tanam, Jumat (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepulauan Seribu menjadi salah satu wilayah di DKI Jakarta yang terdampak paparan abu vulkanis yang berasal dari Gunung Anak Krakatau. Abu yang menumpuk, lalu dimanfaatkan warga sebagai media tanam.

Lurah Pulau Tidung, Cecep Suryadi mengatakan, wilayah Pulau Tidung mulai dihujani abu vulkanis pada 24 Desember 2018 lalu. Melihat abu semakin menebal, anggota PPSU Kelurahan Pulau Tidung dan Suku Dinas LH Kepulauan Seribu mulai mengumpulkan abu tersebut.

"Sebelumnya setelah dikumpulkan abu itu dibuang. Tapi setelah membaca artikel tentang manfaat abu vulkanis, akhirnya kami kumpulkan," kata Cecep kepada Republika, Jumat (18/1).

Anggota PPSU bersama ibu-ibu PKK di Kelurahan Pulau Tidung lalu mencoba mencampurkan pupuk kandang dan pupuk kompos ke dalam abu vulkanis dengan komposisi 1:1 kemudian dibungkus menggunakan polybag.

"Sebelum dimasukkan ke dalam polybag dicuci dulu dengan air tawar agar kandungan air laut di abunya berkurang," tuturnya.

Setelah itu, berbagai bibit ditanam di media tanam hasil eksperimen dan membaca berbagai referensi. Mulai dari tanaman hias, sampai buah serta sayuran menjadi purwarupa penanaman.

"Ada tanaman lidah buaya, lidah mertua, kayu angin, jahe merah, tomat, cabe dan semangka," ungkapnya.

Cecep mengatakan, tanaman yang paling cepat tumbuh dengan media tanam abu vulkanis adalah tanaman lidah buaya, lidah mertua, kayu angin, dan jahe merah. Sementara buah-buahan masih dalam proses pertumbuhan.

"Yang penting kami coba dulu, agar warga nantinya lebih produktif," tuturnya.

Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menyimpan kurang lebih 20 karung berisi abu vulkanis dengan bobot masing-masing sekitar 10 kg. Nantinya, abu vulkanis yang sudah dicampur dengan pupuk akan digunakan kembali untuk media tanam.

Selain itu, pihak kelurahan juga akan membagikan media tanam tersebut kepada warga sebagai bentuk peningkatan produktivitas warga. Tak hanya itu, ia juga berencana membuat kerajinan tangan berbahan abu vulkanis yang akan dilakukan oleh ibu-ibu PKK dan warga lain.

"Setiap warga bukan diharapkan, tapi wajib menanam minimal satu pohon di setiap rumah," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement