Selasa 22 Jan 2019 12:14 WIB

Ini Sosok Kapolda Metro Jaya yang Baru

Gatot pernah menjabat sebagai kapolres Depok.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono berbincang dengan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti disela diskusi publik di Jakarta, Selasa (15/1).
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono berbincang dengan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti disela diskusi publik di Jakarta, Selasa (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sejumlah pejabat Polri mengalami rotasi berdasarkan surat mutasi telegram bernomor ST/188/I/KEP.2019 tertanggal 22 Januari 2019. Salah satu yang dimutasi adalah kapolda Metro Jaya.

Posisi nomor satu dalam kepolisian wilayah DKI Jakarta, sebelumnya dijabat oleh Irjen Idham Azis, dan kini dijabat oleh Irjen Gatot Eddy Pramono.

Sejumlah jabatan penting pernah diduduki oleh Gatot selama 30 tahun terakhir. Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Depok. Sebelum ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot sebelumnya menjabat sebagai Asistensi Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.

Tak hanya perencanaan, Gatot juga pernah berkutat sebagai staf ahli Sosial dan Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri. Jenderal bintang dua yang lahir dan besar di Solok, Sumatera Barat ini, diketahui memulai karirnya sebagai Kapolres Blitar.

Baca juga, Rotasi Jabatan Polri, Idham Azis Jadi Kabareskrim.

Lulusan Akpol pada 1988 silam ini, kemudian pernah menjabat sebagai Kapolres Depok dan Kapolres Jakarta Pusat pada 2008 dan 2009. Sementara di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Gatot pernah menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum pada 2011.

Dari situ, kemudian ia ditarik di Bareskrim Polri menjadi Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim pada 2012. Pria kelahiran 28 Juni 1965 selanjutnya menjabat sebagai Kabagdukminops Robinops Sops Polri. Ia juga pernah mendapat kesempatan menjadi Sespri Kapolri.

Karir Gatot semakin menanjak manakala ia menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Selatan pada 2016 lalu. Ia juga dipercaya memimpin Satuan Tugas Nusantara yang dibentuk oleh Polri menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019.

Satgas Nusantara ini bertugas untuk mendinginkan suasana saat tensi politik sedang memanas selama tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berlangsung. Satgas ini banyak menindak pelaku ujaran kebencian jelang pesta demokrasi.

Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian, melakukan rotasi 48 jabatan perwira tinggi kepolisian. Irjen Idham Azis akan menggantikan Komjen Arief Sulistyanto sebagai Kabareskrim. “Saya membenarkan. Mutasi hal yang biasa dalam organisasi Polri sebagai tour off duty personel Polri,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Mohammad Iqbal, saat dikonfirmasi, Selasa (22/1).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement