Rabu 23 Jan 2019 12:09 WIB

Mahathir Tolak Atlet Israel Masuk Malaysia

Malaysia tidak mau berurusan apapun dengan Israel termasuk rakyatnya.

PM Malaysia Mahathir Mohamad
Foto: Republika/ Wihdan
PM Malaysia Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad sekali lagi menegaskan bahwa Malaysia tidak dapat menerima atlet Israel. Mahathir menolak menerima atlet yang datang dari negara penjenayah atau negara penjahat.

Mahathir mengemukakan hal itu kepada media Malaysia dan asing setelah menyampaikan pidato persidangan Lembaga Anti Korupsi Internasional (IAACA) di Vienna International Centre (VIC), Selasa (22/1) malam, sebagaimana dilansir Malay Mail. Perdana Menteri Malaysia tersebut mengatakan orang yang tidak diingini di negara ini mestilah dilarang masuk. Termasuk mereka yang dicurigai menjadi teroris dan sebagainya.

"Kita tidak mau mengadakan apapun urusan dengan Israel termasuk rakyatnya. Jika mereka ingin bertanding dalam olah raga mereka boleh pergi ke negara lain. Tetapi bagi Malaysia, mereka datang dari sebuah negara penjahat, kita tidak dapat menerima mereka. Setiap negara mempunyai hak menerima atau menolak kedatangan orang lain. Kita punya hak itu dan kita mesti gunakan hak itu," katanya.

Dia mengatakan para atlet ini datang dari sebuah negara yang melakukan apa saja yang mereka suka. Termasuk membangun perumahan di negara orang dan mengusir penduduk dari negara itu sendiri.

"Mereka telah menyerang kapal kita yang membawa bantuan untuk rakyat Gaza. Terlalu banyak perkara lain dilakukan Israel yang bertentangan dengan undang-undang internasional dan moralitas," katanya.

Sementara itu mengenai korupsi, Mahathir mengatakan pemimpin mestilah dipilih dengan bijak. Bila ada tanda-tanda seseorang pemimpin itu korupsi tindakan mesti diambil untuk menyingkirkannya.

Mahathir menyuarakan hal yang sama saat menghadiri Persidangan Antarabangsa Ketiga mengenai Kebangkitan Afrika (ICEA-III) di Dakar, Senegal, Ahad lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement