REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Sebanyak 467 penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman dibatalkan akibat sepi penumpang pada 1 hingga 21 Januari 2019.
"Sejak diberlakukannya tarif resmi batas atas membuat pergerakan pesawat turun 20 persen dan pergerakan penumpang turun 25 sampai 35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," kata Executive General Manager PT Angkasa Pura II BIM, Dwi Ananda Wicaksana, Rabu (23/1).
Selain itu, sejak maskapai Lion Air resmi memberlakukan kebijakan bagasi berbayar, sejak hari ini antrean pada konter check in menjadi lebih padat karena banyak penumpang yang belum tahu. "Kendati sebagian besar penumpang kaget dengan kebijakan pembayaran bagasi ini, tetapi sampai saat ini situasi masih kondusif," kata dia.
Ia menyampaikan, bandara bersama dengan maskapai dan petugas darat akan tetap menjaga keamanan dan kenyaman agar operasional penerbangan dapat berjalan dengan baik. Dwi mengakui dengan diberlakukan tarif batas atas dan kebijakan bagasi berbayar, pengelola bandara juga ikut merasakan dampaknya, terutama dari sisi pendapatan baik aero maupun non-aero.
Ia mengatakan dampak ini juga ikut dirasakan perusahaan moda transportasi darat di bandara yang jumlah penumpangnya juga turun. Untuk itu, Manajemen PT Angkasa Pura II melakukan konsolidasi eksternal dan internal.
Upaya internal antara lain dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh, dilanjutkan dengan penetapan strategi dan program, di antaranya kajian untuk optimalisasi slot, strategi pemasaran rute baru, dan atau upaya penambahan rute eksisting. Kemudian, upaya ekternal dengan menggelar pertemuan dan pembahasan mendalam dengan regulator, maskapai, dinas, dan pihak terkait lainnya untuk segera mendapatkan solusi agar kondisi ini tidak berlarut atau semakin parah.