REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amany Lubis mengungkap UIN Jakarta miliki strategi untuk membuat prodi-prodi keagamaan semakin diminati. Diantaranya yakni, dengan integrasi keilmuan.
Menurut Amany, dengan intergasi keilmuan tersebut membuat mahasiswa mempunyai kompetensi lebih diluar bidang yang digeluti sesuai prodi yagn diambilnya. Hal itu pun diniali dapat menunjang bagi mahasiswa pasca lulus kuliah.
“Kita lakukan integrasi ini, yang belajar ilmu agama juga diberika materi bidang studi umum misalnya wawasan entrepreneur, sains dan lainnya sehingga membuatnya memiliii life skill bisa bekerja di banyak bidang,” tuturnya.
Selain itu, jelas Amany pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi baik melalui sistem informasi kampus maupaun mengikuti pameran pendidikan. Bahkan UIN Jakarta juga melakukan kunjungan dari satu madrasah ke madrasah lainnya untuk memperkenalkan tentang prodi-prodi keagaman yang ada di UIN Jakarta.
Baca: Prodi Islam Sepi Peminat Hanya di Kampus Tertentu
Tak hanya itu, UIN Jakarta juga memprioritaskan pelajar yagn mempunyai prestasi dibidang keagamaan semisal juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) hingga bahasa Arab untuk masuk ke UIN Jakarta.Meurut Amany dengan sistem pendidikan interdisipliner, kampus medorong mahasiswanya untuk memilii banyak keahlian agar bisa bermanfaat.
“Kita perkenalkan mahasiswa, lulus sarjana itu bukan hanya ahli dibidangnya tapi bisa juga dibidang lain. Lulus tafsir tentu kita harapkan dia bsia menjadi mufasir, tapi dia juga punya kompetensi lain pengajar, peneliti, diplomat, jurnalis atau apa saja,” tuturnya.
Sebelumnya Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mempertanyakan kepada Panitia SPAN-PTKIN mengenai sepinya peminat calon mahasiswa baru di Program Studi (Prodi) Islam seperti Prodi Ilmu Hadits, Prodi Perbandingan Agama dan Prodi Filsafat Agama. Menurut menag, situasi tersebut tentu ada karena faktor adanya persepsi tertentu di kalangan generasi muda, bahwa prodi sepeti itu kurang memberikan harapan ke depan. Untuk itu, Lukman meminta kepada panitia SPAN-PTKIN untuk mengkaji mengenai penyebab sepinya peminat calon mahasiswa mengambil program studi keagamaan.