REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Azyumardi Azra menyarankan agar Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pelatihan terhadap para ustaz untuk memperkuat moderasi beragama.
"Moderasi itu saya kira dalam konteks Kemenag bisa dengan misalnya melakukan pelatihan untuk ustaz-ustaznya yang ada di NU atau yang ada di Muhamamdiyah," ujar Azyumardi usai menjadi narasumber dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Kamis (24/1).
Selain itu, kata dia, Kemenag juga bisa melakukan sertifikasi terhadap ustaz. Menurut dia, setifikasi itu sebenarnya juga sudah dilakukan di internal NU dan Muhammadiyah, tapi belum dilakukan secara sistematis.
"Bisa dengan melakukan sertifikasi ustaz-ustaznya itu dan sertifikasi sudah dilakukan di Muhammadiyah maupun di NU. Cuma belum sistematis," ucapnya.
Azyumardi mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang secara instan dalam memahami agama di dunia maya, sehingga pemahaman keagamaan yang diperoleh cenderung radikal. Karena itu, menurut dia, Kemenag harus melakukan koordinasi dengan ormas keagamaan untuk mengkonter pemahaman-pemahaman radikal tersebut.
"Jadi itu sekali lagi harus koordinasi dengan pimpinan ormas-ormas itu dan juga para ustadznya sehingga bisa melakukan kontra-wacana terhadap apa yang beredar di dunia maya," kata Azyumardi.
Menurut dia, kontra wacana yang harus dilakukan Kemenag dan ormas Islam adalah dengan menyebarkan moderasi Islam, yang tidak ektrem kanan dan ektrem kiri. "Kontra wacananya ya berdasarkan konsep moderasi Islam itu. Sekarang ini kan konsep moderasi Islam kan tidak terlalu aktif," jelasnya Azyumardi.