REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khoirunnisa, salah satu santriwati Pondok Pesantren Modern Darur Rosyid, Jakarta mengaku telah memantapkan pilihannya untuk melanjutkan pendidikannya. Siswi kelas 12 ini mengatakan akan mengambil prodi agama Islam saat berkuliah nanti.
Menurut dia, keputusannya untuk mengambil jurusan ilmu agama, karena yakin dengan ilmu agama yang dia miliki, dia dapat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Perempuan yang bercita-cita menjadi guru ini juga menganggap ilmu agama merupakan ilmu yang tidak akan lekang oleh waktu dan akan terus bermanfaat bagi siapapun yang mempelajarinya.
“Saya berminat mengambil jurusan agama karena saya ingin mendalami ilmu agama, karena sampai kapanpun ilmu agama tidak akan ada habisnya,” kata Khoirunnisa kepada Republika.co.id, Kamis (24/1).
“Saya yakin bila saya lulus di prodi agama, saya akan bermanfaat baik untuk karir saya maupun di masyarakat. Saya juga memiliki tujuan mencerdaskan anak-anak bangsa dan mengajak mereka mendalami agama,” tambah dia.
Berbeda dengan Khoirunnisa, Annisa Aulia justru mengaku tidak terlalu berminat mengambil jurusan agama Islam. Dia juga menyasar prodi sastra Bahasa Inggris sebagai jurusan yang diminati. Perempuan yang bercita-cita sebagai penerjemah ini mengaku lebih menyukai ilmu-ilmu umum seperti Bahasa Inggris, dibandingkan ilmu agama Islam.
“Saya tidak minat mengambil jurusan agama karena saya ingin mengambil jurusan sastra Inggris,” kata Annisa.
“Karena dengan jurusan ini (Bahasa Inggris) impian saya untuk menjadi penerjemah dan bisa berkeliling dunia menjadi lebih mudah,” tambah dia.
Di sisi lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN ) dapat pro aktif dalam menjaring calon-calon mahasiswa terbaik. Salah satunya dengan cara talent scouting (pencarian bakat) siswa-siswa terbaik dari madrasah, pesantren, maupun sekolah umum.
“PTKIN lebih pro aktif untuk upaya menjembut bola mendatangi pesantren dengan melihat santri terbaik, dengan memiliki tim khusus memantau mana para santri sehingga dua atau tiga tahun ke depan akan masuk PTKIN,” ujarnya saat acara Peluncuran Seleksi Prestasi Akademik Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri 2019 (SPAN-UM PTKIN) di Hotel Borobudur, Rabu (23/1).