REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) mengadakan Paparan Publik terkait Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IlI Indosat Tahap I Tahun 2019 dan Sukuk ljarah berkelanjutan III Indosat Tahap Tahun 2019, Kamis (24/1). Target pencapaian emisi sebesar Rp 10 triliun secara total.
Terdiri dari obligasi sebesar Rp 7 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp 3 triliun. Direktur Utama Indosat Ooredoo, Chris Kanter mengatakan hasil penerbitan obligasi dan sukuk ijarah akan digunakan untuk mendanai pembelanjaan Infrastruktur Jaringan yang berupa Infrastruktur Jaringan Akses (Radio & Transport), Jaringan Core (Packet Core & Gateway) dan Infrastruktur IT.
"Pengembangan infrastruktur bertujuan untuk menambah kapasitas dan memperluas jangkauan jaringan Indosat Ooredoo," kata dia dalam paparan di Kantor Pusat Jakarta Pusat.
Secara rinci, total nilai obligasi yang diterbitkan untuk tahap I sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,5 triliun. Sukuk ijarah yang diterbitkan untuk tahap I sebanyak- banyaknya sebesar Rp 500 miliar. Total penerbitan sebesar Rp 10 triliun akan berlangsung selama dua tahun.
Secara keseluruhan komposisi final dari struktur Obligasi dan Sukuk ljarah akan ditetapkan setelah proses bookbuilding selesai. Berdasarkan surat Pefindo No. RC-1202/PEF-DIRIXII/2018 dan No. RC-1203/PEF-DIRXI/2018 hasil pemeringkatan adalah IdAAA (Triple A) untuk Obligasi dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) untuk Sukuk ljarah.
Bookbuilding akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Januari 2019 sampai dengan tanggal 6 Februari 2019. Tanggal efektif diharapkan didapatkan pada tanggal 19 Februari 2019 sehingga pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEl) dapat dilakukan pada tanggal 1 Maret 2019.
Obligasi dan sukuk ijarah terdiri dari beberapa seri yakni untuk tenor 370 hari, tiga tahun, lima tahun, tujuh tahun dan 10 tahun. Kisaran kuponnya masing-masing per tahun 7,25-8,25 persen per tahun, 8,5-9,5 persen, 8,75-9,75 persen, 9,25-10,25 persen, dan 9,5-10,50 persen. Imbalan diberikan setiap triwulan. Masa penawaran umum yakni 21-25 Februari 2018.
Chris mengatakan, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang keuangan Perseroan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan belanja investasi Perusahaan. Tahun ini Indosat Ooredoo memiliki beragam target termasuk memperbaiki kinerja keuangan.
Per September 2018, laba Indosat turun sekitar 250 persen sekitar Rp 1,5 triliun. Per September 2018, laba tercatat Rp 1 triliun. Menurutnya, ini adalah imbas penerapan kebijakan pemerintah untuk registrasi kartu prabayar.
"Registrasi berdampak sangat masif, ini membuat pola penjualan harus diubah, dari push jadi pull, banyak yang harus ditarik," kata dia.
Apalagi kebijakan ini tidak sekaligus diterapkan. Masyarakat hanya boleh memiliki tiga nomor kartu. Chris mengatakan konsep penjualan kartu sim harus diubah total. Meski demikian, permasalahan ini telah rampung 2-3 bulan lalu meski berimbas cukup signifikan hingga saat ini.
"Kami harapkan hal ini akan memberi dampak positif untuk pengembangan bisnis Perseroan ke depannya serta kami dapat semakin fokus dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggan," kata dia.