REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Jumlah penduduk Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemilik modal. Tak terkecuali bagi negara kaya berpenduduk sekitar 2,8 juta jiwa, Qatar.
Tak heran jika Ooredoo sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara Qatar makin serius menggarap pasar telko di Indonesia. Merger Indosat Ooredeoo dengan Hutchison memberi angin positif bagi Qatar dalam mengembangkan lini bisnis tersebut.
Salah satu shareholder Indosat Ooredoo Hutchison, Garibaldi Thohir, menjelaskan soal daya tarik pasar telko di Indonesia tersebut bagi Qatar. "Indonesia jumlah penduduknya 270 juta. Sementara Qatar, penduduk aslinya sekitar 500 ribu," ujar dia di Doha awal pekan ini. Jika ditambahkan dengan ekspatriat, penduduk Qatar menjadi sekitar 2,8 juta jiwa.
Tak hanya itu, menurut dia, mayoritas penduduk Indonesia berusia muda. Tak hanya muda, Pengusaha yang akrab disapa Boy Thohir itu juga melihat bahwa penduduk Indonesia cukup akrab dengan penggunaan teknologi komunikasi.
"Sekarang ketinggalan handphone aja pusing," kata Boy. Aktivitas kehidupan pun sudah banyak sekali bergantung pada jaringan telekomunikasi. Hal ini dinilainya sebagai peluang pasar yang sangat potensial untuk digarap.
Boy pun menyambut sangat positif terjadinya merger antara Indosat Ooredoo dengan Hutchison. Menurut dia, konsolidasi tersebut membuat performa perusahaan patungan tersebut menjadi meningkat.
"Dari merger ini saya belajar bahwa satu tambah satu menjadi lima, dalam hal renenue," kata dia. Sedangkan dari sisi biaya operasional pun dinilainya menjadi lebih efisien.
Pada kesempatan yang sama, CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menambahkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya lahir dengan passion. Untuk terus mengembangkan performa bisnisnya, dia mengaku terus mendorong semangat gotong-royong.