Kamis 24 Jan 2019 21:22 WIB

Iran Tuding AS Dalang Krisis Politik Venezuela

Iran mendukung pemerintahan Maduro.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Nicolas Maduro
Foto: EPA-EFE/Miguel Gutierrez
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menuding Amerika Serikat (AS) sebagai dalang di balik krisis politik di Venezuela. Teheran menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Nicholas Maduro.

"Iran menentang segala campur tangan dalam urusan internal Venezuela, serta langkah-langkah ilegal dan tidak konstitusional, seperti percobaan kudeta, dan mendukung pemerintah serta rakyat negara ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qashemi pada Kamis (24/1), dikutip laman Sputnik.

Iran berharap krisis politik yang terjadi saat ini dapat segera diselesaikan dengan cara-cara damai. Dengan demikian, huru-hara yang kini tengah berlangsung di sana dapat diakhiri.

Ribuan warga Venezuela menggelar demonstrasi menuntut Nicholas Maduro mundur dari jabatannya sebagai presiden. Keterpurukan ekonomi yang tak kunjung pulih menjadi faktor utama yang melandasi aksi tersebut.

Di tengah-tengah aksi massa, pemimpin oposisi sekaligus Ketua Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara. Hal itu dilakukan setelah Majelis Nasional menyatakan bahwa pemerintahan Maduro tidak lagi sah.

Keputusan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara disambut AS. Washington mengakui dia sebagai pemimpin dan mengeliminasi pemerintahan Maduro.

Maduro mengecam keputusan AS. Setelah mengakui Guaido sebagai presiden sementara, Maduro mengusir seluruh diplomat AS dari negaranya. Mereka harus angkat kaki dalam waktu 72 jam.

Selama empat tahun terakhir, Venezuela harus menghadapi krisis ekonomi yang terus memburuk. Menurut PBB, sejak 2014, sekitar 2,3 juta warga Venezuela telah meninggalkan negaranya. Hal itu memicu krisis migrasi terburuk dalam sejarah Amerika Latin.

Baca: Rusia Kritik Intervensi Barat dalam Krisis Politik Venezuela

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement