REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Cuaca ekstrem yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) sepekan terakhir mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana di sejumlah wilayah di NTB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat, sejak 19 Januari hingga 24 Januari, telah terjadi 31 bencana, yang terdiri atas 22 angin kencang dan puting beliung, satu kejadian banjir, lima banjir rob, dua kejadian tanah longsor, dan satu kejadian kebakaran.
Kepala Pelaksana BPBD NTB Muhammad Rum mengatakan, dampak bencana sepekan terakhir mengakibatkan 2.292 jiwa dari 681 kepala keluarga (KK) terdampak meliputi 1.099 jiwa dari 293 KK di Lombok Utara, 87 jiwa dari 29 KK di Mataram, 20 jiwa dari lima KK di Bima, 1.065 jiwa dari 355 KK di Lombok Tengah, di 36 jiwa dari 9 KK di Sumbawa Barat, 28 jiwa dari 7 KK di Lombok Barat dan satu KK di Lombok Timur.
"Tidak ada korban jiwa, hanya ada satu korban luka ringan di Lombok Tengah," ujar Rum di Mataram, NTB, Jumat (25/1).
Dampak hujan deras dan angin puting beliung, kata Rum, juga mengakibatkan 18 rumah rusak berat, 15 rumah rusak ringan, dan 16 kendaraan rusak di Kota Mataram. Di luar Mataram, rumah rusak juga menerpa wilayah lain seperti satu rumah rusak berat dan tiga rumah rusak ringan di Bima, sembilan rumah rusak berat di Sumbawa Barat, tujuh rumah rusak berat di Lombok Barat, satu rumah rusak berat di Lombok Timur, dan 50 ruko rusak di Sumbawa.
"Tak hanya rumah penduduk, tiga sekolah dan satu kampus di Kota Mataram serta satu sekolah di Lombok Timur juga mengalami kerusakan akibat terjangan angin," kata Rum.
Untuk infrastruktur, lanjut Rum, kerusakan melanda satu jembatan yang putus di Lombok Utara, dua jembatan putus di Lombok Tengah, amblesnya jalan sepanjang 50 meter di Sumbawa Barat, serta terganggunya jaringan telekomunikasi di Kota Mataram.
BPBD NTB sendiri telah melakukan upaya penanganan dengan elaksanakan pemantauan wilayah melalui radio komunikasi dan komunikasi media sosial, mengkoordinasikan setiap kejadian ke BPBD kabupaten dan kota, mengirimkan surat imbauan waspada ke BPBD kabupaten dan kota, berkoordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca terkini, dan menyiagakan Pusdalops selama 24 jam.
Rum melanjutkan, BPBD NTB juga telah mendistribusikan logistik berupa 500 kg beras, 200 karung, 250 terpal, 200 matras, 950 selimut, 80 dus lauk pauk, 50 kaos, 50 kemeja, dan 50 sarung ke wilayah terdampak bencana.
"BPBD kabupaten dan kota juga telah menyiagakan personel dan peralatan dan menerjunkan TRC (tim reaksi cepat) dalam membersihkan pohon tumbang," ucap Rum.
Selain BPBD, lanjut Rum, proses penanganan bencana juga dibantu TNI, polri, Basarnas, hingga Dinas Pertamanan yang membantu pembersihan rumah korban, pengamanan jalan raya yang terhalang pohon tumbang, dan pembersihan pohon tumbang.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat NTB untuk mewaspadai terjadinya angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor di wilayah bantaran sungai serta wilayah perbukitan. Hal ini tak lepas dari aliran masa udara di sebagian besar wilayah Indonesia yang didominasi angin
barat. Kondisi tersebut mangakibatkan meningkatnya peluang terbentuknya awan-awan konvektif hujan di sebagian besar wilayah NTB.
Sampai Kamis (24/1) pukul, 20.30 WITA, sebagaian besar wilayah NTB masih diguyur hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai angin kencang. Jaringan listrik dan komunikasi seluler sempat mengalami ganguan disebabkan pohon tumbang dan angin kencang.