Jumat 25 Jan 2019 15:35 WIB

Bawaslu Sebut Indonesia Barokah tak Penuhi Unsur Kampanye

Belum ditemukan pihak terlapor dalam dugaan pelanggaran kampanye penyebaran tabloid

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 104 Mesjid di Kab Bandung.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 104 Mesjid di Kab Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengatakan tabloid 'Indonesia Barokah' tidak memenuhi unsur kampanye pemilu. Fritz menegaskan belum menemukan pihak terlapor dalam dugaan pelanggaran kampanye dalam penyebaran tabloid ini.

"Itu tidak memenuhi unsur. Artinya tidak memenuhi unsur kampanye. Tetapi mungkin memenuhi unsur pidana lainnya," ungkap Fritz saat dijumpai wartawan di Kantor KPU, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).

Hal itu menurut dia terindikasi dari sejumlah pihak yang menerbitkan dan mengisi tabloid. Dengan demikian Fritz menegaskan pihak terlapor dalam dugaan pelanggaran kampanye atas tabloid 'Indonesia Barokah' tidak diketahui.

"Setelah dilihat siapa yang menerbitkan, dilihat isinya juga, kan tidak tahu siapa yang menjadi pesertanya, siapa yang jadi terlapornya. Sudah dilakukan juga verifikasi ke tempatnya kan, dan juga salah (tidak ditemukan), tidak ada orangnya juga," tegas Fritz.

Sementara itu, Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mengungkapkan bahwa alamat redaksi tabloid Indonesia Barokah palsu. Dewan Pers sedang memproses laporan dari BPN Prabowo-Sandiaga Uno terkait tabloid yang beredar di sejumlah daerah tersebut.

Menurut Yosep, tim dari Dewan Pers telah melakukan pengecekan ke lokasi ditemukannya tabloid itu. Dari pengecekan, ditemukan sejumlah fakta.

"Yang pasti, alamat (alamat redaksi) tidak ada. Kemudian nomor telepon (nomor telepon redaksi) yang dihubungi juga tidak tersambung. Kami simpulkan alamatnya palsu," ujar Yosep saat dihubungi wartawan, Jumat.

(Baca: Dewan Pers: Alamat Redaksi Tabloid Indonesia Barokah Palsu)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement