Jumat 25 Jan 2019 17:28 WIB

Bulog Mulai Distribusikan Jagung Impor untuk Peternak

Bulog melepas jagung impor tersebut seharga Rp 4 ribu per kilogram dari gudang.

Seorang warga mengumpulkan jagung pakan ternak setelah proses penjemuran di Desa Pasi Timon, Teunom, Aceh Jaya, Aceh, Sabtu (17/2).
Foto: ANTARA FOTO
Seorang warga mengumpulkan jagung pakan ternak setelah proses penjemuran di Desa Pasi Timon, Teunom, Aceh Jaya, Aceh, Sabtu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mulai mendistribusikan jagung impor untuk peternak ayam. Kurang lebih 75 ribu ton jagung asal Brasil tiba di Indonesia melalui sejumlah pelabuhan.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar Utomo menjelaskan keputusan impor jagung ini berdasarkan rapat koordinasi terbatas Kementerian Perekonomian beberapa waktu lalu. Pemerintah akan mendatangkan 100 ribu ton jagung impor untuk mengisi kekosongan stok selama musim hujan.

"Sebanyak 75 ribu ton jagung impor sudah tiba, di antaranya melalui Pelabuhan Ciwandan, Banten, sebanyak 13 ribu ton, serta 62 ribu ton di Teriminal Teluk Lamong, Surabaya," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/1).

Dia memastikan jagung impor yang telah tiba di Tanah Air langsung didistribusikan kepada peternak ayam. Bulog melepasnya seharga Rp 4 ribu per kilogram dari gudang.

"Pembagiannya untuk peternak di Jawa Timur menjadi prioritas karena salah satu basis peternak ayam terbesar berada di Blitar," katanya.

Selain itu juga didistribusikan untuk para peternak di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. "Jagung impor ini kami distribusikan kepada peternak ayam untuk menjaga agar harga daging ayam dan telur di pasaran tetap stabil. Alhamdulillah harga daging ayam sampai sekarang masih stabil di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. Begitu juga harga telur masih stabil Rp 18 ribu per kilogram," paparnya.

Bachtiar mengungkapkan ketersediaan dan kebutuhan jagung nasional sebenarnya sangat mencukupi dari hasil tanam petani lokal yang rata-rata menghasilkan di atas 20 puluh juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan jagung nasional sekitar 12 juta ton per tahun.

"Tahun lalu kami mengekspor 300 ribu ton lebih, yang artinya produksi jagung dari petani lokal sebenarnya berlimpah. Sekarang pemerintah menyatakan perlu impor karena memasuki musim hujan memaksa masa tanam jagung mundur dan beberapa petani diketahui gagal panen," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement