REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said mengatakan peredaran tabloid Indonesia Barokah rentan memecah belah masyarakat bawah. Menurutnya, peredaran tabloid yang isinya memojokan salah satu pasangan capres-cawapres itu, merupakan salah satu contoh cara- cara primitif dalam berdemokrasi.
"Jika tidak dihentikan hal itu membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya, Ahad (27/1).
Sudirman pun sangat menyesalkan, dengan masih digunakannya cara- cara primitif dalam berdemokrasi tersebut. Menurutnya, hal itu rentan mengusik persatuan dan kesatuan yang selama ini telah dirawat dan dijaga.
Sudirman juga mengatakan, penggunaan cara- cara primitif tidak akan menguntungkan bagi pendidikan politik di masyarakat. Cara itu, justru akan membuat demokrasi Indonesia mundur jauh ke belakang. "Seharusnya level demokrasi kita sudah jauh lebih baik dan mengabaikan cara- cara yang mengabaikan etika social," katanya.
Sudirman mengaku belum tahu dan tidak mau menuduh pihak mana pun sebagai aktor di balik penyebaran tabloid Indonesia Barokah tersebut. Karena itu Sudirman berharap aparat penegak hukum segera mengusut dan menindak aktor di balik penerbitan dan peredaran tabloid tersebut.
Karena peredarannya sangat masif, setiap masjid dikirimi paket tertutup berisi tabloid tersebut. Hal ini menunjukkan untuk biaya distribusinya saja pasti juga sangat besar. "Jadi ini sangat terencana, terstruktur, dan massif," ucapnya.
Dengan pola seperti ini, masih lanjut Sudirman, semestinya aparat penegak hukum bisa cepat mengungkap aktor intelektualnya. "Karena jelas, peredarannya juga melalui paket Pos," tegasnya.