Senin 28 Jan 2019 17:40 WIB

Dua Warga Kota Tasikmalaya Meninggal karena DBD

Sebanyak 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya endemik DBD.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Friska Yolanda
Aedes Aegypti
Foto: EPA/Jeffrey Arguedas
Aedes Aegypti

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wabah demam berdarah dengue (DBD) telah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Di Kota Tasikmalaya, DBD telah merenggut dua nyawa dan menyebabkan 51 orang lainya harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Cecep Zaenal Kholis mengatakan, pada musim hujan kali ini, total terdapat 53 orang yang positif DBD. “Dua orang yang meninggal merupakan warga Kecamatan Cihideung dan Kawalu,” kata Cecep, Senin (28/1).

Sedangkan 51 orang lainya saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soekardjo, Tasik Medical Centre dan RS Jasa Kartini. Menurutnya, kasus DBD berpotensi terus mengalami peningkatan karena minimnya pemahaman masyarakat terkait pola hidup bersih dan pola pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Baca juga, Ciri DBD tidak Selalu Bintik Merah di Kulit

Di satu sisi, ia mengatakan bahwa di Kota Tasikmalaya terdapat 10 kecamatan endemik DBD. Kecamatan itu adalah Kawalu, Tawang, Cipedes, Cihideung, Mangkubumi, Cibeureum, Bungursari, Indihiang, Purbaratu dan Tamansari.

Kepala Bidang Pencengahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Tasikmalaya juga dipastikan mengalami peningkatan karena masyarakat pemahaman PSN yang masih rendah. “Terdapat enam orang yang terindikasi DBD. Namun, dari enam itu hanya tiga orang yang positif,” ujar Atang. Ia pun menilai, demi menekan kasus DBD maka diperlukan langkah aktif dari masyarakat dalam menciptakan pola hidup bersih dan sehat. Hal ini dinilai merupakan hal yang sangat krusial mengingat 351 desa di 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah endemik DBD.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement