Sabtu 02 Feb 2019 12:16 WIB

Kementerian ESDM Targetkan 98.481 KK Peroleh LTSHE

Pada 2018, ESDM menganggarkan Rp 595 miliar untuk 172.966 KK yang belum terlistriki.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Friska Yolanda
Peresmian Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/2).
Foto: Republika/Frederikus Bata
Peresmian Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMAKNEN -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merealisasikan program pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan 98.481 KK di daerah terpencil, mendapat LTSHE.

Penduduk di dua desa di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, mendapat bantuan ini. Desa-desa tersebut antara lain, Maudemo, Kecamatan Lamaknen. Kemudian Rafar, kecamatan Raimanuk. Pada Jumat (1/2), Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Widyo Sunaryo menyerahkan beberapa paket LTSHE secara simbolis di Desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen.

"Saya mewakili Pak Menteri menyerahkan pembangunan infrastruktur di bidang ESDM ini. Sebelum jalur listrik masuk ke sini, terlebih dahulu, warga memakai tenaga surya ini," kata Widyo.

Ia menerangkan, sebanyak 234 kepala keluarga dari dua desa di atas mendapat bantuan LTSHE ini. Setiap unit LTSHE seharga Rp 3 juta.

Komponen yang ada dari setiap unit tersebut, antara lain empat lampu LED tiga watt. Baterei Lithium, Panel Surya 20 Watt, dan Charger Handphone. 

"Kami harapkan dengan adanya lampu ini, malam hari ada kegiatan tambahan. Buat adik-adik yang sekolah, bisa belajar, juga buat ibu-ibu yang menenun, ada fasilitas penerangan," ujar Widyo menambahkan.

Secara keseluruhan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan telah selesai melaksanakan pendistribusian dan pemasangan LTSHE di Provinsi NTT, pada akhir 2018. Selain Belu, ada di Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU). 

Totalnya sebanyak 4.293 KK di 52 desa sebagai penerima bantuan. Peresmiannya baru dilakukan saat ini. 

Widyo menerangkan usia normal LTSHE sekitar tiga tahun. Ia meminta para penerima memelihara dengan baik.

"Setelah tiga tahun mudah-mudahan sambungan listrik dari PLN sudah sampai di sini. Sekarang yang penting bisa menerangi rumah," ujarnya.

Pada 2018, Kementerian ESDM menganggarkan Rp 595 miliar untuk 172.966 KK yang belum terlistriki di seluruh Indonesia. Itu terbagi dalam 15 paket lelang.

Untuk 2019, masih dalam tahap pelelangan. Pemerintah menargetkan 98.481 KK di daerah terpencil, mendapat LTSHE.

Ini merupakan program pemerintah sesuai Perpres nomor 47 tahun 2017 tentang penyediaan LTSHE bagi masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik. Idealnya untuk masyarakat di daerah perbatasan, terisolir, atau yang jauh dari jangkauan PLN. 

Prinsip kerja LTSHE, energi dari matahari, ditangkap panel surya. Kemudian diubah menjadi kapasitor yang menjadi energi listrik. Energi listrik tersebut disimpan dalam baterei untuk menyalakan lampu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement