Sabtu 02 Feb 2019 16:46 WIB

Keutamaan Shalat Witir

Shalat Witir memiliki keutamaan yang besar

 Shalat sunnah (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Shalat sunnah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Shalat Witir memiliki keutamaan yang besar. Nabi SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah yang Mahatinggi telah membekali kalian dengan satu shalat yang lebih baik bagi kalian dari binatang yang paling bagus, yaitu shalat Witir.

Dia menjadikannya untuk kalian antara shalat Isya sampai terbit fajar. (HR Abu Daud). Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW mengungkapkan, "Wahai orang-orang yang berpedoman pada Alquran, kerjakanlah shalat Witir karena sesungguhnya Allah SWT Witir (ganjil) dan menyukai Witir."

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz mengungkapkan, shalat Witir dikerjakan minimal satu rakaat. Waktu shalat dilakukan antara shalat Isya dan Subuh. Allah SWT yang Mahasuci adalah ganjil dan menyukai witir. Dia menyukai segala sesuatu yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Dia itu Mahasabar dan menyukai kesabaran.

Dalam beberapa hadis, Dr Said bin 'Ali bin Wahf al Qahthani lewat Ensiklopedia Shalat menjelaskan, Rasulullah SAW melakukan shalat Witir dengan satu rakaat, tiga rakaat (salam pada rakaat kedua kemudian ditutup dengan satu rakaat), tiga rakaat berturut-turut (tanpa duduk kecuali pada rakaat terakhir), lima rakaat berturut-turut dengan diakhiri pada rakaat kelima, tujuh rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat keenam, tujuh rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat terakhir, sembilan rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat kedelapan, kemudian mengerjakan rakaat kesembilan.

Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga membaca doa qunut dalam shalat Witirnya. Doa itu di baca sebelum dan sesudah rukuk. Nabi SAW pernah mempraktikkan keduanya, yakni membaca doa qunut sebelum rukuk dan pernah membacanya setelah rukuk. Namun, al-Qah thani menjelaskan, yang afdhal adalah qunut setelah rukuk karena banyak disebutkan dalam beberapa hadis.

Menurut hadis yang bersumber dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib, doa qunut itu dibaca yang berarti, "Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan.

Lindungilah aku seperti orangorang yang telah mendapat perlindungan-Mu, berilah berkah pada apa yang telah Engkau berikan ke padaku, lindungilah aku dari kejahatan yang telah Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan, karena sesungguhnya Engkau yang dapat menetapkan sesuatu dan tidak ada lagi yang berkuasa di atas diri-Mu. Sesungguhnya tidak akan terhina orang yang mendapat perlindungan-Mu. Maha suci Engkau, wahai Rabbku, lagi Maha tinggi." Wallahu a'lam

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement