Senin 04 Feb 2019 06:57 WIB

Saat Jokowi Kian Keras Menyerang Kubu 02

BPN Prabowo-Sandi meminta Jokowi menyampaikan keberhasilan kinerjanya.

Calon Presiden petahana Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi di The Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (3/2/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Calon Presiden petahana Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi di The Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (3/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sapto Andika Candra, Umar Mukhtar

JAKARTA – Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengakui, konten pidato yang ia sampaikan akhir-akhir ini mulai keras. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi tak segan menyindir kompetitornya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 dengan isu-isu terkini, seperti anggapan bahwa Jan Ethes, cucunya, digunakan sebagai alat kampanye hingga mengungkit kembali kasus kebohongan Ratna Sarumpaet.

Jokowi juga menyinggung pihak yang mengatakan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah menteri pencetak utang sebagai pihak yang tak paham ekonomi makro. Dalam salah satu pidatonya, Jokowi juga menyindir soal anggapan bahwa Indonesia akan punah. Kalimat-kalimat serangan yang disampaikan Jokowi memang terdengar lebih keras daripada pidato atau pernyataan yang biasa Jokowi sampaikan.

“Masa, suruh halus terus? Ya kadang-kadang kita bosan. Bolehlah keras-keras sedikit. Yang penting menyampaikan fakta. Yang penting menyampaikan data. Yang penting bukan menyampaikan semburan dusta, bohong, hoaks,” kata Jokowi di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (3/2).

Saat menyambut pendukungnya di Kota Lama, Semarang, Jokowi menyebut bahwa sosok Ratna adalah orang yang jujur karena mau mengakui kebohongan yang dilakukan. Bahkan, Jokowi mengaku telah mengenal lama Ratna Sarumpaet dan tahu pribadinya yang jujur dan berani. Jokowi beranggapan, kebohongan yang dibangun oleh Ratna dan kubu Prabowo-Sandiaga adalah upaya untuk menuduhnya melakukan kriminalisasi.

“Beliau itu berani dan jujur sehingga waktu terakhir ramai, beliau jujur apa adanya. Saya acungi jempol ke Mbak Ratna. Tapi, yang enggak benar itu yang ngabarin digebukin. Itu enggak benar. Maunya apa?” ujar Jokowi disambut sorakan pendukungnya di Semarang.

Jokowi juga kembali menyinggung soal propaganda Rusia yang tengah dilancarkan oleh salah satu tim sukses paslon dalam pilpres 2019. Namun, kali ini ia menambahkan adanya konsultan asing dalam pengaplikasian propaganda tersebut. Salah satu ciri utama propaganda Rusia, ujar Jokowi, adalah bersebarannya hoaks dan kebohongan kepada rakyat.

“Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, membuat rakyat takut, enggak peduli. Konsultannya konsultan asing. Terus, yang antek asing siapa?” ujar Jokowi saat menemui pendukungnya di Karanganyar, Jawa Tengah.

Lantaran pemakaian konsultan asing oleh salah satu timses tersebut, Jokowi justru mempertanyakan siapa yang lebih pantas disebut antek asing. Dia merasa selama empat tahun menjabat presiden, sebutan antek asing seolah dilekatkan kepadanya.

“Yang antek asing siapa? Jangan begitu dong. Maksudnya, jangan nunjuk-nunjuk dia antek asing, padahal dirinya sendiri antek asing. Enggak mempan antek asing, ganti lagi,” kata dia.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini juga membela Menkeu Sri Mulyani yang disebut Prabowo Subianto sebagai menteri pencetak utang. Jokowi menjawab santai dengan menyebut Sri Mulyani adalah menkeu terbaik dunia. Bahkan, kata Jokowi, berbagai penghargaan telah diraih Sri Mulyani sebagai seorang menkeu.

“Semua orang menghargai, semua orang hormat kepada Bu Sri Mulyani. Kalau ada kita yang menyampaikan itu, ya, mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro,” ujar Jokowi.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sebelumnya menyinggung soal utang negara. Prabowo bahkan meminta penamaan menteri keuangan diganti menjadi menteri pencetak utang. “Ini kalau ibarat penyakit, saya katakan stadium sudah cukup lanjut, sudah lumayan parah. Utang menumpuk terus. Kalau menurut saya, jangan disebut lagilah ada menteri keuangan. Mungkin menteri pencetak utang,” kata Prabowo.

Menurut Jokowi, konten pidato dan pernyataannya yang terdengar lebih keras bukan tanpa alasan. Dia ingin memberikan semangat kepada relawan-relawannya. Di sisa waktu dua bulan sebelum pemungutan suara pilpres 2019 ini, Jokowi memang sedang gencar melakukan kampanye kepada pendukungnya.

Jokowi mengajak masyarakat mempraktikkan tata cara berpolitik yang mengedepankan etika, tata krama, keadaban, dan sopan santun. Dengan begitu, politik di Indonesia yang sudah banyak dicemari hoaks, fitnah, dan berita bohong dapat kembali dibawa ke jalur yang benar.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Suhud Aliyudin, menanggapi serangan yang digulirkan Jokowi dalam beberapa hari terakhir. Suhud mengingatkan, Jokowi seharusnya juga menjelaskan soal peluncuran mobil nasional yang sempat dilontarkan cawapresnya, KH Ma’ruf Amin.

“Jika hoaks yang disoal, tak hanya soal RS (Ratna Sarumpaet—Red), harus dijelaskan juga soal mobil nasional yang sudah disebutkan rencana launching-nya oleh KH Ma’ruf Amin, namun hingga kini tak ada kejelasan,” kata dia.

Suhud mengatakan, Jokowi sebagai pejawat sebaiknya menyampaikan keberhasilan kinerjanya selama berkuasa. Kecuali, lanjut dia, jika sudah tidak ada hal positif yang bisa disampaikan dari kinerjanya kepada rakyat hingga perlu mengulang-ulang kasus yang sudah diketahui publik.

“Tak hanya itu, Pak Jokowi juga harus menjelaskan puluhan janjinya yang tidak mampu dia realisasikan,” ujar Suhud. (ed: mas alamil huda)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement