REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon telah mengirim 3.750 pasukan tambahan ke barat daya perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan Meksiko. Personel itu diharapkan dapat membantu tugas agen Pabean dan Perlindungan Perbatasan di sana.
Departemen Pertahanan AS telah mengonfirmasi tentang pengiriman pasukan tersebut pada Ahad (3/2). "Penempatan itu akan meningkatkan jumlah pasukan tugas-aktif yang mendukung agen Pabean dan Perlindunga Perbatasan di sana menjadi sekitar 4.350," kata Departemen Pertahanan.
Pentagon mengatakan, selama berada di perbatasan, militer AS akan mengoperasikan kamera pengintai bergerak di Arizona, California, New Mexico, dan Texas. Misi itu dijadwalkan berjalan hingga 30 September mendatang. Sementara pasukan tambahan akan dikerahkan untuk memasang kawat berduri sepanjang 240 kilometer.
Presiden AS Donald Trump telah menganggap kondisi di perbatasan AS-Meksiko sebagai krisis. Hal itu terjadi karena maraknya penyelundupan narkoba serta gelombang imigran gelap.
Kondisi tersebut yang membuat Trump bersikeras ingin membangun tembok di sepanjang perbatasan Meksiko. Ia menilai cara itu efektif untuk menekan penyelundupan dan jumlah imigran gelap yang masuk ke AS.
Namun Kongres AS tak menyepakati gagasan Trump. Penyebab utamanya adalah dana yang diajukan Trump untuk membangun tembok tersebut, yakni mencapai 5,7 miliar dolar AS. Kongres menilai hal itu sebagai pemborosan anggaran.
Tarik ulur anggaran pembangunan tembok perbatasan Meksiko itu telah mengakibatkan terjadinya shutdown atau penutupan parsial pemerintah AS selama 35 hari yang berakhir pada 25 Januari lalu.
Jika House of Representative tidak mencapai kesepakatan mengenai situasi keamanan di perbatasan pada 15 Februari, Trump telah mengancam akan membiarkan shutdown terjadi lagi. Ia bahkan tak segan menyatakan darurat nasional guna memperoleh uang pembangunan tembok perbatasan tanpa harus melalui persetujuan Kongres.