REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Fadli Zon mengaku tidak khawatir elektabilitas Prabowo-Sandiaga akan anjlok terkait adanya dukungan sembilan kepala daerah Maluku Utara (Malut) yang mendukung calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo. Menurutnya, dukungan para kepala daerah tersebut tidak memberikan efek yang siginifikan.

"Enggaklah (khawatir), kalau itu enggaklah. Kalau itu tidak ada masalah kalau elektabilitas one man one vote yang memilih rakyat bupati itu suaranya cuma satu kok. Wakil bupati cuma satu cuma dua suara, yang memilih rakyat," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/1).

Politikus Partai Gerinda itu pun kemudian membandingkan dukungan kepala daerah secara terang-terangan tersebut dengan kasus yang sempat menimpa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk tidak pandang bulu.

"Ada juga di Sumatra Barat ada sepuluh pakai tanda tangan diperiksa dong jangan seperti kami saja kalau ada yang mendukung kemudian seperti diteror diintimidasi, tapi kepada mereka tidak dilakukan itu, nah ini mau pemilu macam apa?" jelasnya.

Sebelumnya, sebanyak sembilan dari 10 kepala daerah tingkat dua di Provinsi Malut mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin. Juru bicara sembilan kepala daerah di Provinsi Maluku Utara, Hendrata Theis mengatakan dukungan diberikan demi kemenangan bangsa Indonesia.

"Maluku Utara ingin maju di bawah kepemimpinan Pak Jokowi," kata Juru Bicara para kepala daerah Hendrata Theis di Rumah Aspirasi Jokowi-Ma'ruf di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (3/2).

Hendrata mengatakan, pihaknya berkomitmen memenangkan pasangan calon (paslon) 01 sebesar 90 persen di daerah tersebut. Dia mengatakan, dukungan diberikan demi kemenangan bangsa Indonesia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika