REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemengan pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungkapkan ciri-ciri propaganda Rusia atau Firehouse of Falsehood yang kerap digunakan oposisi. Tim Kampanye Nasional (TKN) mengatakan, metode tersebut biasa dilakukan dengan usaha mendapatkan perhatian media dengan pernyataan dan tindakan konyol serta mengundang kontroversi.
TKN mengatakan, ciri kedua yakni melemparkan pernyataan-pernyataan yang bentuknya partial truth, misleading claim dan bahkan bohong. Ketiga, TKN melanjutkan, pernyataan itu dikeluarkan secara berulang ulang dan terus menerus sehingga menjangkau banyak orang.
"Penyebaran kebohongan itu dilakukan untuk menghilangkan kepercayaan pada data obyektif dan merusak kredibilitas sumber data," kata Juru Bicara TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Selasa (5/2).
Baca juga, Jokowi: Ada Konsultan Asing di Balik Propaganda Rusia
Ciri lainnya, lanjut Ace, adalah dengan menuduh lawan politik telah melakukan kebohongan. Ciri selanjutnya, dia meneruskan yakni menyentuh sisi-sisi sentimen atau emosional dengan menebar kebecian, keterancaman dan ketakutan untuk membuat masyarakat bersikap konservatif.
Ace mengatakan, dengan membongkar strategi propaganda ala Rusia, Jokowi sedang mengingatkan rakyat agar tidak tertipu oleh model propaganda seperti itu. Selain itu,dia mengatakan, Jokowi juga tengah memberi peringatan karena bisa memecah belah dan mengadu domba rakyat.
"Ongkos yang dipertaruhkan akan sangat besar jika elite politik menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan," katanya.
Sebelumnya, Ace mengaku melihat fitnah yang kerap menyerang Jokowi terindikasi mejiplak propaganda Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia mengatakan, metode itu kemudian digunakan di Indonesia. Menurut Ace hoaks dan fitnah tersebut sengaja disebarkan atau by design.