REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia menyetujui pinjaman sebesar 38 juta euro (setara Rp603 miliar) untuk sektor pertahanan Kuba, kata seorang pejabat senior pertahanan Rusia yang dikutip, Rabu. Kesepakatan itu pertama kali diumumkan pada November usai pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel di Moskow.
"Kini kesepakatan itu telah disetujui oleh Rusia," kata Kepala Layanan Federal Rusia Urusan Kerjasama Teknik Militer, Dmitry Shugayev dalam wawancara yang dipublikasi dalam surat kabar Rusia, Kommersant.
Kommersant sebelumnya melaporkan bahwa Moskow berencana memberikan pinjaman kepada Kuba untuk membeli perangkat keras buatan Rusia seperti tank, kendaraan lapis baja, dan mungkin saja helikopter. Kuba yang dikuasai komunis merupakan sekutu dekat Venezuela, tempat Presiden Nicolas Maduro yang didukung Rusia menghadapi tekanan dari oposisi dan pemerintah Negara Barat untuk mundur dari jabatannya.
Sejumlah kontraktor militer swasta Rusia yang melakukan misi rahasia untuk negara tersebut terbang ke Venezuela pada Januari, demikian laporan Reuters, mengutip dua orang yang dekat dengan kontraktor tersebut. Salah satu sumber mengatakan mereka bertolak ke Venezuela melalui Kuba.
Dalam wawancara dengan harian tersebut, Shugayev mengatakan Rusia merasa prihatin soal krisis di Venezuela dan tidak mempertimbangkan untuk meningkatkan kerja sama di sektor pertahanan dengan Karakas. Menurut Shugayyev, kerjasama dengan Venezuela hanya sebatas pemeliharaan senjata-senjata yang sebelumnya dipasok dan membantu membangun fasilitas militer.