REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Cuaca yang cenderung ekstrem sepanjang bulan Januari hingga awal Februari 2019 mengakibatkan nelayan di pesisir Jepara, Provinsi Jawa Tengah tidak berani melaut. Gelombang tinggi dan yang acap kali mencapai tiga meter membuat nelayan Desa Bondo, Kecamatan Bangsri memilih 'gantung jaring', dalam sebulan terakhir.
Tak pelak, hal ini menjadi pukulan telak bagi ratusan nelayan di desa ini, setelah satu bulan mengalami paceklik, karena tidak bisa lagi menangkap ikan di laut lepas.
Guna mengantisipasi bencana pangan di desa, yang mayoritas penduduknya berprofesi nelayan ini, Pemprov Jawa Tengah menyalurkan bantuan beras 35 ton. Bantuan ini diserahkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersamaan dengan penyerahan bantuan listrik gratis, bagi warga kurang mampu di Kabupaten Jepara, Kamis (7/2).
Kepada nelayan Desa Bondo, gubernur mengatakan agar tidak merisaukan kekurangan pasokan pangan, karena tingginya gelombang di perairan Kabupaten Jepara. Pemprov Jawa Tengah telah menyiapkan bantuan beras. Bantuan ini diserahkan karena semua nelayan di desa ini tidak bisa melaut dan sementara tidak ada penghasilan.
"Yang penting, dapur tetap bisa ngebul, dan persediaan serta kebutuhan pangan nelayan sudah dipenuhi oleh pemerintah," katanya, di hadapan nelayan Desa Bondo.
Sebagaimana bantuan listrik gratis yang diberikan, kata Ganjar, bantuan beras 35 ton ini pun juga hasil gotong- royong pemerintah dan perusahaan melalui CSR-nya. Meski profesi nelayan bisa diandalkan secara perekonomian, namun para nelayan selalj kelimpungan, ketika musim baratan berlangsung.
Karena laut sedang tidak bersahabat dengan para nelayan. Maka gubernur pun juga mengapresiasi PT PLN UID Jawa Tengah dan FIY yang telah berpartisipasi melalui bantuan beras dan listrik ini. "Terimakasih PLN dan Pemkab Jepara. Ini salah satu cara agar hidup panjenengan semua kepenak, uripe tambah makmur," kata gubernur.
Karena bantuan tersebut sifatnya sementara, lanjutnya, gubernur juga meminta nelayan membuat kelompok usaha sesuai minat, agar ke depan bisa punya alternatif penghasilan saat tidak bisa melaut.
Misalnya membuat kelompok peternakan, pariwisata atau mengoptimalkan potensi UMKM yang ada di Desa Bondo tersebut. Prinsipnya tidak perlu beralih profesi tapi kemampuan di luar aktivitas sebagai nelayan ditambah dan diasah lagi agar bisa memberikan penghasilan tambahan.
"Misal ingin beternak kambing, bikin kelompok, silakan inginnya apa bilang ke pemerintah. Tolong pak bupati, sedulur-sedulur nelayan ini ditemani," kata Ganjar.
Gubernur juga meminta Pemkab Jepara segera terjun mendampingi pembuatan kelompok usaha para nelayan. Nanti Pemprov akan membantu mengarahkan CSR perusahaan untuk mendukung. Gubernur nanti akan mengarahkan bantuan CSR perusahaan diberikan sesuai kebutuhan para nelayan yang ingin mengupayakan alternatif penghasilan.
"Heh pengusaha, CSR-nya mbok diganti sapi, kambing. Silakan teman-teman nelayan bikin usulan," katanya.