REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kasus petani yang mengalami nasib naas saat bekerja di ladang, makin sering terjadi di Kabupaten Banyumas. Seperti yang terjadi pada Kamis (7/2) dan Jumat (8/2), dilaporkan ada dua kejadian yang dialami dua petani. Dalam kejadian pertama, seorang petani perempuan Warsinah (65) warga Desa Kasegeran Kecamatan Cilongok dilaporkan hilang saat sedang bekerja di sawah.
Sedangkan pada kejadian berikutnya, seorang petani warga Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo, Madarjo alias Sartam (57), ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di kebun bambu milik warga.
Dalam kejadian Jumat (8/2), jenazah Madarjo ditemukan dalam kondisi tertelungkup. ''Sebelumnya, keluarga korban telah melaporkan pada polisi bahwa korban sudah tidak pulang sejak beberapa hari lalu,'' jelas Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Banyumas, Kusworo.
Berdasarkan keterangan Suroto, ketua RT wilayah tempat tinggal korban, terakhir kali korban pamit pada keluarganya hendak pergi ke ladang, Selasa (5/2). Lokasi ladang berada di wilayah kawasan hutan kontrakan miliki Perhutani.
''Namun hingga menjelang Maghrib, korban tidak pulang hingga disusul keluarga korban. Tapi ternyata, di kebun yang biasa digarap korban ternyata juga tidak ada,'' jelasnya.
Suroto juga menyebutkan, beberapa tetangga korban sempat ikut melakukan pencarian dengan menyusuri kawasan hutan di sekitar ladang pada keesokan harinya. Namun pencarian itu juga tidak membuahkan hasil, sehingga kasusnya dilaporkan polisi.
Dari laporan tersebut, pihak kepolisian bersama relawan SAR gabungan berupaya melakukan pencarian. ''Akhirnya korban ditemukan di lokasi kebun bambu dekat lokasi ladang korban. Namun kondisinya sudah meninggal dunia,'' kata Kusworo.
Sedangkan untuk kejadian di Desa Kasegeran, Koordinator Tagana Banyumas Ady Candra, menyebutkan adanya petani yang hilang ini dilaporkan keluarga korban pada Kamis (8/2). ''Sampai hari ini kami masih melakukan pencarian, tapi masih belum ditemukan,'' katanya.
Menurutnya, korban Warsinah (65) awalnya pergi ke sawah di desanya bersama suaminya Musrodin (70). Namun menjelang siang, Warsinah izin pulang dulu pada suaminya karena ada keperluan di rumah. Sebelum pulang, Warsinah pergi ke Sungai Tenggulun yang ada di sawah untuk membersihkan diri.
''Namun sejak itu, korban tidak pernah sampai ke rumah,'' jelasnya. Suami korban yang pulang dari sawah lebih siang, awalnya mengira isterinya sedang pergi ke rumah tetangga. Namun hingga menjelang Maghrib, isterinya itu tidak juga pulang sehingga keluarganya menyusul ke sawah.
''Di tepi sungai yang biasa menjadi tempat para petani membersihkan diri, keluarga korban hanya menemukan caping, celana pendek warna hitam, dan kerudung yang sebelumnya dikenakan korban,'' kata Ady Candra.
Berdasarkan temuan itu, keluarga korban melapor pada perangkat desa yang kemudian diteruskan ke Tagana Banyumas. ''Kami menduga korban hanyut terbawa arus Sungai Tenggulun. Kebetulan saat itu kondisi sungai memang sedang banjir,'' katanya.
Kasus hilangnya petani di Banyumas saat bekerja di sawah atau di ladang, sudah beberapa kali terjadi di Kabupaten Banyumas. Para petani yang umumnya berusia sudah cukup lanjut ini, kebanyakan hanyut di sungai saat membersihkan diri seusai bekerja di sawah.