Kamis 14 Feb 2019 06:47 WIB

Legislator Muslimah AS dan Cicitan Anti-Israel Itu

Lobi-lobi AIPAC terhadap Pemerintah AS bukan omong kosong.

Muslimah di kongres AS, Ilhan Omar
Foto: EPA
Muslimah di kongres AS, Ilhan Omar

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami, Lintar Satria

Cicitan di Twitter yang ditulis legislator AS dari Partai Demokrat, Ilhan Omar, itu tak sampai 30 karakter jumlah hurufnya. Ia muncul pada Senin (11/2) waktu AS, berupa kutipan dari sebuah lagu hiphop terkenal yang dinyanyikan rapper Puff Daddy. “It’s all about the Benjamins baby…,” ditutup dengan emotikon tangga nada.

Lagu yang dilansir pada 1997 itu bertutur bahwa orang-orang bakal melakukan apa saja untuk uang. “Benjamin” dalam lagu tersebut merujuk wajah pendiri negara Amerika Serikat, Benjamin Franklin, yang wajahnya tertera pada pecahan terbesar mata uang dolar AS.

Namun, konteksnya di sini, meski mewakili daerah pemilihan di Minessota, Omar adalah seorang Muslimah imigran asal Somalia. Perempuan 36 tahun itu adalah hijaber pertama yang duduk di kursi House of Representatives AS. Bersama Rashida Tlaib, anggota House of Representatives lainnya yang juga Muslimah, ia tak segan membela hak-hak Palestina dan mengkritik keberpihakan AS terhadap Israel.

Sebelum terpilih sebagai legislator, ia telah beberapa kali melayangkan kritik tersebut. "Israel telah menghipnotis dunia, semoga Allah membangunkan orang-orang dan membantu mereka melihat perbuatan jahat Israel," cicitnya pada 2012.

Selepas terpilih pada 2018 lalu, Omar juga menunjukkan sikap yang mendukung gerakan Boikot-Disinvestasi-Sanksi (BSD) terhadap produk-produk Israel. Sikap yang kemudian mendorong legilator dari Partai Republik, Kevin McCarthy, mengusulkan hukuman bagi Omar seturut disetujuinya regulasi anti-BSD oleh Senat AS pekan lalu.

“Mengapa McCarthy menilai Omar dan Tlaib harus dihukum karena kritis terhadap Israel?” tanya jurnalis kawakan Glenn Greenwald dalam cicitannya dalam Twitter pada Ahad (10/2). Dan, datanglah jawaban Omar tersebut, “Ini semua karena uang, sayang”.

Seorang editor dari majalah the Forward yang punya kaitan dengan komunitas Yahudi kemudian bertanya kembali soal asal uang tersebut. Omar kembali menjawab singkat “AIPAC” merujuk singkatan Komite Urusan Publik Amerika-Israel, sebuah grup lobi yang memperjuangkan sikap pro Israel- Pemerintah AS.

Menurut lembaga pemantau keuangan kampanye, AIPAC menghabiskan jutaan dolar AS per tahun untuk melobi politisi dan pemerintah federal AS untuk membuat kebijakan-kebijakan yang pro Israel. Di situs mereka sendiri, AIPAC menawarkan kontribusi politik kepada kandidat yang pro Israel.

Bagaimanapun, kecaman langsung bertubi-tubi datang menghantam Omar. Dua cicitan singkatnya tersebut dianggap menunjukkan sikap anti-Semit alias kebencian terhadap bangsa Yahudi. Tak hanya dari partai seberang, petinggi Partai Demokrat juga melayangkan kecamannya, termasuk Ketua House of Representatives, Nanvy Pelosi

"Kritik terhadap kebijakan Israel sah dilindungi nilai-nilai kebebasan berbicara dan debat demokrasi Amerika Serikat dan Israel, tapi anggota kongres Omar menggunakan isyarat anti-Semit dan prasangka yang sangat menyerang pendukung Israel," kata para politisi Partai Demokrat dalam pernyataan bersama mereka.

Pernyataan tersebut ditandatangani Majority Leader Steny Hoyer, Ketua Kaukus Demokrat Hakeem Jeffries, wakilnya Katherine Clark dan Whip James Clyburn; dan Asisten Ketua House of Representative Ben Ray Lujan.

Pelosi juga mengatakan, ia sudah berbicara dengan Omar tentang hal ini. "Dalam pembicaraan kami hari ini, saya dan anggota Kongres Omar sepakat kami harus menggunakan momen ini untuk maju menolak segala bentuk anti-Semitisme," kata Pelosi di Twitter.

Ketua Komite Kehakiman House of Representative Jerry Nadler mengatakan, kata-kata yang dipilih Omar “sangat mengecewakan dan menjijikkan”. Anggota Kongres Elaine Luria dan Josh Gottheimer juga merilis surat yang meminta pemimpin-pemimpin House of Representative untuk melawan segala bentuk anti-Semitisme.

Media-media di AS dan Eropa, baik yang terafiliasi dengan pihak konservatif maupun liberal, sama-sama menjaga jarak dan sikap terhadap Omar yang sebelumnya mereka jura sebagai lambang kesetaraan. The Guardian, misalnya, bahkan tak menyebutkan nama Glenn Greenwald sebagai penulis cicitan yang dibalas Omar. Ia hanya disebut sebagai “seorang wartawan”, terlepas dari pengabdian panjang Greenwald di media tersebut.

Pada Rabu (13/2) kemarin, Presiden AS Donald Trump urun bicara. Ia meminta Ilhan Omar mengundurkan diri atau dilarang bekerja di komite-komite kongres sebagai hukuman atas komentarnya terhadap Israel. "Anti-Semitisme tidak memiliki tempat di Kongres Amerika Serikat," ujar Trump dalam pertemuan kabinet di Gedung Putih.

"Dan, saya pikir dia harus mengundurkan diri dari Kongres atau dia pasti harus mengundurkan diri dari Komite Urusan Luar Negeri," katanya seperti dilansir the Hill, Rabu (13/2).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement