REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia Fitriani mengaku terus berusaha memperbaiki akurasi serangan dan variasi pola permainan. Langkah ini sebagai persiapan mengikuti turnamen All England 2019 di Birmingham, Inggris, pada 6-10 Maret 2019.
"Pola permainan saya lebih banyak reli. Jika saya punya kesempatan untuk menyerang, saya langsung melakukannya. Saya memantapkan latihan itu," kata Fitriani selepas menjalani latihan di PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (13/2).
Atlet asal klub Exist Jakarta itu juga menjaga stamina, pola makan, dan istirahat selain kondisi pikiran agar lebih tenang menghadapi turanmen tingkat Super 1000 itu.
"Saya ingin mengeluarkan kemampuan dengan bermain lebih konsisten. Semoga saya bisa mencapainya. Pada All England 2018, saya kalah dari Nozomi," kata pemain peringkat 30 dunia itu.
Fitriani akan turun pada dua turnamen lain sebelum mengikuti All England 2019 yaitu Spanyol Masters dan Jerman Terbuka mulai 19 Februari hingga 3 Maret sehingga kondisi fisiknya akan terkuras. "Saya berusaha mengatasi kelelahan itu dengan menjaga pola makan, lebih tenang dan tetap fokus. Saya berusaha melawan rasa lelah itu dengan melakukan peregangan sebelum tidur, bangun tidur agar kondisi tubuh juga tenang," kata pemain yang meraih gelar juara dalam Thailand Masters 2019 itu.
Indonesia menempatkan dua pemain tunggal putri pada turnamen tingkat Super 1000 itu. Yakni, Fitriani dan Gregoria Mariska. Fitriani akan menghadapi pemain unggulan enam asal Cina He Bingjiao pada pertandingan putaran pertama. Sedangkan Gregoria akan melawan pemain unggulan dua asal Jepang Nozomi Okuhara pada laga pertama.
Fitri tercatat kalah dalam tiga kali pertemuannya dengan He yang menempati peringkat tujuh dunia. "Dia adalah pemain kidal dan punya serangan atas yang bagus. Dia punya pukulan lob dan drop shot yang tajam. Saya berusaha memperbaiki aspek pertahanan dan melatih diri untuk mengambil bola-bola serangannya," kata atlet pelatnas utama PBSI itu.