REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) meluncurkan buku berjudul ‘Pangan, Kebangsaan dan Ketahanan Nasional’ akhir pekan lalu. Peluncuran buku ini diiringi dengan penyerahan kepada kedua kubu pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang saat ini berkontestasi dalam Pemilu 2019.
Buku diterima oleh Arif Rosyid yang mewakili TKN Jokowi-Ma'ruf, serta Ferry Juliantono dan Dahnil Simanjuntak yg mewakili BPN Prabowo-Sandi. Menurut Presidium MN KAHMI, Prof Siti Zuhro, buku ini merupakan ekstraksi dari Simposium Kebangsaan ke-3 KAHMI yang diselenggarakan pada 21 Desember 2018 lalu di Jakarta.
Para penulis buku ini terdiri atas beragam latar belakang profesi, mulai dari akademisi, pengamat dan pelaku kebijakan, termasuk di antaranya Rektor Institut Pertanian Bogor dan Rektor Universitas Brawijaya.
"Kehadiran buku ini merupakan wujud kepedulian dan sumbangsih KAHMI terhadap perbaikan kebijakan dan tata kelola pangan di Indonesia," ujar Presidium MN KAHMI Prof Siti Zuhro dalam keterangan persnya, Senin (17/2).
Menurut Siti Zuhro, KAHMI menilai bahwa ketahanan nasional tidak dapat terlepas dari isu ketahanan dan kedaulatan pangan. Oleh karenanya kumpulan gagasan dan pemikiran KAHMI diharapkan mampu memberi masukan kepada Pemerintah agar kebijakan yang dirumuskan dapat menyelesaikan akar persoalan terkait pangan yang ada di negeri ini.
“Tanpa adanya ketahanan pangan, dapat menjadi ancaman bagi ketahanan nasional,” katanya.
Melalui penyerahan kepada kedua kubu pasangan calon Presiden - Wakil Presiden, diharapkan siapapun yang nanti akan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk 5 tahun ke depan, mampu merumuskan peta jalan kebijakan untuk kedaulatan dan ketahanan pangan yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“KAHMI memiliki perhatian tinggi agar isu pangan tetap menjadi prioritas dalam visi-misi calon Presiden/Wakil Presiden yang diturunkan melalui program kerja dengan arah dan cara yang tepat, sehingga mampu menjadi perekat kebangsaan dan memperkuat ketahanan Nasional,” katanya.
Sementara menurut Editor Buku Prof Bustanul Arifin dan Lely Pelitasari, secara substansial buku ini membedah persoalan kebijakan pangan dan pembangunan pertanian pada setiap rezim pemerintahan di Indonesia. Secara khusus, buku ini juga menyajikan hasil-hasil analisa terhadap persoalan pangan pokok dan pertanian dalam perspektif ekonomi pembangunan dan ekonomi politik.
Dinamika politik dan kebangsaan yang mewarnai setiap periodesasi kepemimpinan rezim terkait isu-isu ketahanan nasional juga diuraikan secara rinci. Terakhir, buku ini membuka perspektif masa depan pangan dan pertanian, arah kebijakan jangka panjang, terutama fenomena Revolusi Pertanian 4.0 yang akan menentukan wajah pangan dan pertanian Indonesia ke depan.
“Perlu diketahui, pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia harus menjadi komitmen pemerintah dan negara," katanya.
Sebab, kata dia, kepemimpinan yang berjalan harus mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rakyatnya. "Semoga peluncuran buku ini mampu memberukan sumbangsih pemikiran untuk perbaikan kondisi pangan di negeri ini,” kata Bustanul Arifin.