REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Populasi anjing liar yang cukup besar menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Provinsi Nusa Tengara Barat. Anjing liar hampir berada di tiap tiap sudut KEK Mandalika bahkan menjadi keluhan para wisatawan yang datang untuk berlibur.
Sebab, anjing liar dianggap menganggu keindahan dan destinasi wisata yang telah dibangun sejak akhir 2016 dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2017.
Sulitnya mengatasi populasi anjing liar turut diakui oleh PT Pengembangan Pariwisata atau Indonesia Tourism Development Corporation sebagai BUMN pengembang KEK Mandalika. Kepada wartawan, Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC, Ngurah Wirawan, menuturkan, awalnya pihak dia mengatasi masalah itu dengan meracuni anjing liar yang berada di sekitar kawasan.
Namun, anjing tak langsung mati ketika diberi racun. Sebagian anjing mati di semak-semak hingga di jalan raya yang dapat dilihat para wisatawan. Bukannya menyelesaikan masalah, bangkai-bangkai yang membusuk itu malah menjadi tontonan di viral di media sosial.