REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian luar negeri Vietnam mengatakan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan melakukan kunjungan kenegaraan ke negara tersebut beberapa hari mendatang, Sabtu (23/2). Vietnam menyiapkan pertemuan puncak Kim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Hanoi.
Kunjungan Kim atas undangan Presiden Nguyen Phu Trong yang juga ketua Partai Komunis yang berkuasa. Pertemuan puncak Hanoi pada 27-28 Februari itu merupakan kelanjutan atas pertemuan bersejarah kedua pemimpin di Singapura Juni lalu.
Media pemerintah Korut belum mengonfirmasi baik mengenai kunjungan Kim ke Vietnam maupun pertemuan puncaknya dengan Trump. Media pemerintah mengatakan pada 28 Februari, Vietnam akan menutup arus lalu lintas di jalan yang akan digunakan oleh Kim dari stasiun kereta api di perbatasan Cina menuju Hanoi.
Selain itu, menurut suatu sumber yang mengetahui langsung persoalan tersebut, Vietnam juga mempersiapkan rencana menyambut Kim melalui jalur udara. Tempat pertemuan puncak yang dipilih adalah wisma negara, berupa bangunan masa kolonial di pusat kota Hanoi.
Mereka mengatakan Hotel Metropole akan menjadi cadangan tempat pertemuan puncak. Kim kemungkinan akan menginap di hotel Melia selama lawatannya.
Seorang saksi bagi Reuters melihat para pekerja sedang memasang kabel-kabel komunikasi di jalanan di belakang hotel Metrople, Jumat. Pada saat yang sama, sejumlah organisasi pemberitaan asing mendapat pesan dari kementerian luar negeri Vietnam yang melarang mereka melakukan siaran langsung di sekitar Hotel Melia dan danau Hoan Kiem di kota Hanoi.
Hotel JW Marriott, tempat Trump diperkirakan akan menginap juga akan melarang siaran langsung. Sejumlah hotel di sekitar Danau Hoan Keim, yang merupakan wilayah wisata terkenal telah dikunjungi Reuters pada Sabtu (23/2). Mereka mengatakan telah diminta melakkan pembatasan dengan ketat untuk akses ke atap.