REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaku masih menunggu data terbaru kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah selain di Riau. Untuk Riau, pemerintah setempat sudah menetapkan siaga karhutla.
"Masih menunggu (data karhutla selain Riau)," kata Kasubdit Tanggap Darurat BNPB Budhi Erwanto saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (24/2). Ia berjanji akan memberikan update setelah mendapat laporan terbaru.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, hingga Sabtu, 23 Februari 2019 pukul 18.00 WIB, satelit Noaa 18 (Sipongi KLHK) dengan tingkat kepercayaan 70 persen melaporkan lima titik hotspot di Sumatra. "Rinciannya Sumatra Utara satu titik, Aceh satu, Riau tiga titik yaitu Bengkalis dua titik dan Siak satu titik," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (24/2).
Sementara itu, dia menambahkan, di hari yang sama Satelit Terra / Aqua milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pukul 16.00 WIB dengan tingkat kepercayaan lebih dari atau sama dengan 50 persen mendeteksi 21 titik. Rinciannya Kepulauan Riau (Kepri) tiga titik, Riau 18 titik yang tersebar di Bengkalis delapan, Siak enam, Pelalawan satu titik, dan Inhil tiga titik.
Kemudian dengan tingkat kepercayaan yang lebih dari 70 persen yaitu sembilan titik yaitu Bengkalis dua titik, Siak lima titik, Pelalawan satu titik, dan Inhil satu titik.
Titik api di Nunukan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi satu titik api di kawasan lahan di wilayah Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Titik api tersebut terdeteksi melalui satelit Aqua pada Minggu pukul 05.10 wita dengan akurasi sekira 68 persen.
Prakirawan BMKG Nunukan, Muhammad Taufik, di Nunukan, Ahad mengatakan, titik api ini berpotensi terjadinya kebakaran lahan sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi sedini mungkin. Letak titik api yang dimaksudkan terletak pada koordinat 3.83284115791 N dan 117.69141845 E.
Sebelumnya, Muhammad Taufik mengatakan, Kabupaten Nunukan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan sepanjang Februari ini karena berlangsung musim kering. Kebakaran dapat terjadi karena faktor sengaja ataupun tidak sengaja oleh manusia maupun alam pada titik api.
BMKG Nunukan terus memantau situasi pada saat ini berhubung kondisi cuaca akibat teriknya matahari yang terkesan ekstrem.