Senin 25 Feb 2019 21:51 WIB

Nilai-Nilai Alquran Lindungi Masyarakat

Semakin pentingnya nilai-nilai Alquran untuk disosialisasikan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran merupakan kitab suci yang menjadi pedoman bagi umat Islam. Karena itu, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ), Prof Nasaruddin Umar, MA, mengatakan bahwa pendidikan Alqur'an adalah hal yang sangat penting.

Ia mengatakan, semakin pentingnya nilai-nilai Alquran untuk disosialisasikan dalam masyarakat yang majemuk dan modern seperti saat ini. Karena bagaimanapun, menurutnya, nilai-nilai Alquran melindungi masyarakat dari berbagai macam godaan.

"Tidak bisa kita hanya KTP Islam, tapi tidak memahami Alqur'an. Karena itu, pendidikan Alqur'an sangat penting bagi umat Islam di Indonesia," kata Ustaz Nasaruddin, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/2).

Prof Nasaruddin mengatakan, keutuhan umat Islam Indonesia sangat penting untuk keutuhan bangsa Indonesia ke depan. Dalam hal ini, menurutnya, keutuhan umat Islam harus dibangun di atas landasan sendi-sendi Alqur'an dan hadist.

"Indonesia tanpa Alqur'an seperti apa? Karena kita mayoritas umat Islam. Jika umat Islam tidak patuh pada ajaran Alqur'an, sulit untuk membayangkan seperti apa Indonesia di masa depan," lanjutnya.

Di zaman yang semakin modern saat ini, Prof Nasaruddin mengungkapkan bahwa ketertarikan terhadap Alquran pun semakin meningkat. Menurutnya, banyak orang Eropa dan Amerika yang tertarik untuk mempelajari Alqur'an. Hal itu karena faktanya, kekuatan teknologi dan lmu pengetahuan semakin ampuh mengungkapkan kekuatan Alqur'an itu sendiri.

"Kemodernan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sesuai dengan nilai-nilai dan substansi Alquran," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement