REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PPP M Romahurmuziy menyayangkan munculnya kampanye hitam yang menyerang calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi). Kampanye hitam tersebut menyebut bahwa jika Jokowi terpilih lagi menjadi Presiden, akan melegalkan pernikahan sejenis dan melarang azan.
"Saat ini, tiba-tiba muncul kampanye yang menyosialisasikan bahwa Pak Jokowi akan membolehkan pria menikahi pria dan perempuan bisa menikah dengan perempuan. Ini adalah hoaks dan cara kotor dalam kontestasi pemilu," kata Romahurmuziy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (25/2).
Politikus yang akrab disapa Romi itu menanggapi video kampanye yang dilakukan dua orang perempuan yang viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Romi menyebutkan penyebaran hoaks seperti kampanye ini tampaknya sudah biasa dilakukan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Mereka memang tidak memiliki program yang bisa mengungguli Jokowi-KH Ma'ruf Amin, sehingga yang bisa dilakukan hanya propaganda hoaks dengan berharap masyarakat memercayainya," katanya.
Cara-cara seperti itu, lanjut Romi, tentu saja menabrak semua aturan yang ada. Menurut dia, kampanye harus berdasarkan fakta, tidak menyebarkan hoaks. Kampanye seperti itu, selain melanggar aturan pemilu, juga melanggar aturan hukum pidana.
"Namun, karena kubu Prabowo-Sandi terbiasa menabrak dan melanggar aturan, kampanye seperti ini pun tetap mereka lakukan," tambah Romi.
Romi yakin berbagai hoaks yang menyerang Jokowi-Ma'ruf Amin justru akan mengundang simpati pada pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu, apalagi mereka mempunyai program dan kinerja yang sudah diakui. Pilpres 2019 diikuti pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.