REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) meminta lambang pedang pada organisasi keagamaan pemuda dan remaja masjid segera diganti. Menurut JK, lambang pedang tersebut identik dengan gerakan kekerasan atau radikal, seperti yang terjadi di Timur Tengah.
Sementara, Indonesia saat ini tidak sedang berperang dengan siapapun. Hal itu disampaikan JK saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Rabu (27/2).
"Tadi ada gambar pedang di atas, jangan dipakai lagi. Ini kita tidak ingin berperang dengan siapa pun, jangan ikut-ikut di Timur Tengah, sedikit-sedikit pedang," ujar JK.
Menurutnya, Indonesia yang menjunjung Islam Wasathiyah atau jalan tengah tidak menghendaki penyebaran paham radikal kepada pemuda maupun remaja mesjid. Karenanya, dalam kesempatan tersebut meminta BKPRMI untuk mengganti lambang ya berkonotasi negatif tersebut.
"Jadi jangan membawa remaja masjid menjadi radikal hanya dengan lambang pedang. Ganti saya bilang dengan bendera masjid, bendera masjid saja, tegak," kata JK.
JK juga mengingatkan BKPRMI untuk tidak menggunakan istilah komando kepada para anggotanya. Itu karena, peran BKPRMI sebagai pembina pemuda dan remaja masjid maka semestinya menitikberatkan pada hubungan masjid.
"Pertama ibadah, yang kedua, sekarang ini zaman ilmu pengetahuan, zaman teknologi. Bagaimana juga masjid digunakan untuk belajar, diskusi tentang teknologi, tentang ekonomi, tentang kemajuan bersama. Itu yang kita harapkan dari pemuda dan remaja masjid," kata JK.
Lebih daripada itu, salah satu tujuan dibentuknya organisasi pemuda dan remaja mesjid adalah untuk memakmurkan masjid dan juga memakmurkan jamaahnya. "Sekali lagi saya ulangi tujuan kita ialah memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Diskusi di masjid, tapi bukan dengan pedang, kalau dengan pedang, saya ketua DMI tidak akan ikut campur," ungkap JK.