Kamis 28 Feb 2019 22:22 WIB

Tradisi Membaca Buku yang Menghilang

Peradaban Islam di masa kejayaaan memiliki tradisi membaca yang tinggi

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk gemar membaca. Wahyu pertama yang disampaikan Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca. ''Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.'' (QS: al-Alaq 1).

Peradaban Islam di era keemasan memiliki tradisi membaca buku yang sangat tinggi. Terlebih, sejak peradaban Islam menguasai teknologi pembuatan kertas, aktivitas penulisan buku di akhir abad ke-8 M kian menggeliat. Jumlah buku yang terbit di era kekuasaan Dinasti Abbasiyah itu sungguh melimpah. 

Baca Juga

Pada era itu minat baca begitu tinggi, sehingga setiap orang berlomba membeli dan mengoleksi buku. Ziauddin Sardar dan MW Davies dalam bukunya berjudul Distorted Imagination menggambarkan penerbitan buku di dunia Islam 10 abad silam, hampir setara dengan pencapain peradaban Barat saat ini, baik secara kualitas dan kuantitas.

Hampir 1.000 tahun sebelum buku hadir di peradaban Barat, industri penerbitan buku telah berkembang pesat di dunia Islam, papar sardar dan Davies.  Percetakan kertas pertama di Baghdad didirikan pada tahun 793 M, era Khalifah Harun Al-Rasyid dari Daulah Abbasiyah.

Setelah itu, pabrik-pabrik kertas segera bermunculan di Damskus, Tiberia, Tripoli, Kairo, Fez, Sicilia Islam, Jativa, Valencia, dan berbagai belahan dunia Islam lainnya. Wazir Dinasti Abbasiyah, Ja'far Ibnu Yahya, mulai mengganti parkemen dengan kertas di kantor-kantor pemerintahan. 

Produksi kertas tak hanya memberi rangsangan luar biasa untuk menuntut ilmu, tetapi membuat harga buku semakin murah dan mudah diperoleh. Hasil akhirnya adalah revolusi budaya. Seorang sarjana Muslim, Al-Yaqubi dalam catatannya mengungkapkan pada abad ke-9 M, di pinggiran kota Baghdad terdapat tak kurang dari 100 kios buku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement