REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Gempa berkekuatan 5,6 skala richter yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan pada Kamis (28/2) pagi WIB telah menyebabkan 200 warga mengungsi. Informasi data yang didapat Republika.co.id saat ini tercatat 398 rumah warga dan belasan fasliitas umum mengalami kerusakan.
Pasca gempa, ratusan jiwa saat ini terpaksa harus menginap di tempat pengungsian. Terdapat 200 jiwa dari 45 kepala keluarga (KK) harus menginap di pengungsian yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
200 pengungsi ini berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo yang menjadi titik terparah gempa kali ini. 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan 2 KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao. Posko utama saat ini berdiri di kantor Camat Sangir Balai Janggo. Beberapa posko lainnya disebar di beberapa titik.
Gempa yang terjadi sejak pagi tadi sudah dianalisis oleh BMKG. BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah timur laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat pada kedalaman 10 km.
Jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar. Gempa ini dirasakan di daerah Solok Selatan , Padang, Painan, Padang Panjang, Payakumbuh 50 Kota dan Kepahyang.