Jumat 01 Mar 2019 15:16 WIB

Depok Resmikan TPSS Penghasil Listrik

Sampah dikonversi menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan penghasil listrik.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Gita Amanda
Tumpukan  sampah limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan di kawasan Bojong Depok Baru, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tumpukan sampah limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan di kawasan Bojong Depok Baru, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Depok membuat terobosan dengan mendirikan Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS) yang dapat menghasilkan energi listrik. Pengolahan sampah yang dikonversi menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan hingga menghasilkan energi listrik itu yakni dari hasil mengolah rating-rating pohon.

Menurut Wali Kota Depok, Mohammad Idris, ada 500 ribu lebih pohon di Kota Depok dan setiap harinya, pohon ini menghasilkan puluhan ton sampah ranting kering.  "Melalui TPSS ini kita bisa mengurangi sampah ranting pohon kering 30 ton per hari yang diolah  menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan dan juga menghasilkan energi listrik," ujar Idris usai meresmikan Gedung TPSS di Jalan Merdeka, Sukmajaya, Depok, Jumat (1/3).

Baca Juga

Idris mengutarakan, bahwa gedung TPSS ini merupakan hibah dari Kementerian PUPR sebesar Rp 1,4 miliar, sedangkan teknologi konversi sampah ranting menjadi bahan bakar hingga menghasilkan listrik hibah dari ITB. "Ke depannya, kami berencana, akan berkolaborasi dengan PLN Depok untuk menjual sisa daya output mesin diesel itu," terangnya.

Designer Instalasi TPSS, Indra Purwadi, menjelaskan terlebih dahulu ranting kering di produksi menjadi bahan bakar berbentuk pelet. Kemudian bahan bakar berbentuk pelet itu digunakan sebagai bahan bakar untuk gasifier untuk menghasilkan gas CO dan H2.

"Kemudian gas CO dan H2 ini kita murnikan bisa menjadi pengganti bahaan bakar solar untuk mengoperasikan diesel listrik. Sehingga konsumsi solar dapat di reduce (kurangi) menjadi cuma 30 persen dan. 70 persennya pakai gas ini," jelas Indra.

Dia menambahkan, bahwa mesin diesel yang dioperasikan menggunakan gas CO dan H2 ini memiliki outpot sebesar 60 KVA. Saat ini output diesel yang digunakan hanya 20-25 KVA untuk suplai listrik gedung TPPS dan suplai listrik mesin produksi kayu menjadi bahan bakar.

"Dari output tersebut tegangangnya ada dua jenis yaitu 220 Volt untuk penerangan gedung dan 380 Volt untuk mesin," ujar Deni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement