REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga persatuan di hadapan ribuan relawan Pemuda Pancasila (PP) di Gedung Istora Senayan pada Ahad (3/3). Ia mengutip cerita dari istri Presiden Afghanistan Ashraf Gani, Rula Ghani padanya.

Rula Ghani, kata Jokowi, pernah mengungkapkan kejayaan Afghanistan pada 40 tahun yang lalu memiliki deposit minyak dan gas salah satu yang terbesar di dunia. Saat itu, kedamaian juga masih terjaga di Afganistan. "Saya nyetir mobil di kota Kabul itu aman tenteram tidak ada masalah," kata Jokowi menirukan cerita Rula Ghani kepadanya.

Namun, lanjut Jokowi, semua sirna akibat adanya dua suku yang berkonflik. Padahal, di Afghanistan hanya ada tujuh suku. Kedua suku itu masing-masing membawa paham dari luar ke dalam negerinya. "Akhirnya perang, dan 40 tahun tidak selesai. Sulit. Sangat sulit untuk didamaikan kembali," ucapnya.

Atas dasar itu, Jokowi membeberkan, Rula Ghani memberi pesan padanya, agar berhati-hati dalam mengelola negara, jangan sampai ada konflik sekecil apapun di Indonesia.

"Presiden Jokowi, hati-hati, jangan sampai ada konflik sekecil apapun di negaramu, cepat selesaikan, cepat dirukunkan kembali, cepat dirampungkan, ukhuwah persaudaraan adalah hal yang sangat penting," tegasnya.

Mantan Gubernur DKI itu menitipkan pesan kepada relawan PP agar jangan sampai karena urusan pilihan politik sesama warga negara tidak merasa sebagai sebangsa dan setanah air. "Hati hati kalau ada rasa seperti itu. Jagalah hubungan kita," tambahnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika