REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan imigran Muslim pertama kali ke Denmark terjadi pada 1970-an. Pada tahun ini, Muslim yang datang ke Denmark berasal dari Turki, Pakistan, Maroko, dan Yugoslavia.
Mereka datang ke Denmark untuk bekerja. Pada 1980-an mayoritas pendatang Muslim pengungsi dan pencari suaka dari Iran, Irak, Somalia, dan Bosnia. Sebagian besar Muslim yang tinggal di Denmark merupakan imigran Muslim yang berasal dari negara Muslim mayoritas. Kedatangan mereka berlangung dalam tiga fase.
Pertama, pada 1960-an pekerja asing datang ke Denmark. Sebagian besar pekerja berasal dari Turki, Yugoslavia, dan Pakistan.
Mikkelsen dalam bukunya yang berjudul Immigrants Organizations in Scandinavia menyebutkan pada November 1973 pemerintah menghentikan imigrasi gratis yang berarti bahwa pengungsi hanya bisa mendapatkan izin tetap tinggal di Denmark.
Namun, para pekerja asing yang sudah berada di Denmark diizinkan untuk tinggal dan bertemu kembali dengan keluarga mereka. Banyak pekerja asing memilih untuk tinggal di Denmark dengan keluarga mereka dan tidak memilih kembali ke negara asal mereka. Ini adalah tahap kedua dari imigrasi.
Tahap ketiga imigrasi mencirikan pencari suaka. Denmark menerima sekitar 500 pengungsi melalui UNHCR setiap tahun. Pada 1980 pencari suaka Muslim yang datang ke Denmark berasal dari Iran, Irak, Gaza, dan Tepi Barat dan pada 1990-an suaka Muslim kebanyakan berasal dari Somalia dan Bosnia.