Selasa 05 Mar 2019 08:34 WIB

Sejarah Hari Ini: Pesawat Boeing Tabrak Gunung Fuji

Tabrakan pesawat Boeing 707 menewaskan 124 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Gunung Fuji
Foto: Republika/Daniel Wewengkang
Gunung Fuji

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pada 5 Maret 1966 silam, sebuah pesawat yang membawa penumpang dengan nomor penerbangan Boeing 707 menabrak Gunung Fuji, Jepang. Akibat kecelakaan udara tersebut, 124 orang di dalamnya tewas. Para korban diidentifikasi 37 orang Amerika Serikat, dua orang Inggris, dua warga Cina, satu Kanada, satu Selandia Baru, dan 13 orang Jepang.

Pesawat BOAC (British Overseas Airways Corporation) jatuh ke lereng hutan gunung berapi yang tidak aktif itu, usai 25 menit lepas landas dari Bandara Internasional Tokyo. Pesawat jatuh disebabkan oleh arus udara yang ganas di dekat Gunung Fuji, yang merupakan gunung tertinggi di Jepang.

Baca Juga

Boeing 707 merupakan pesawat buatan Amerika ketiga yang jatuh di daerah itu dalam waktu sekitar satu bulan. Awal Februari, pesawat serupa Boeing 727 Jepang juga jatuh di teluk Tokyo, dan menewaskan 133 orang. Kemudian, kurang dari 24 jam sebelumnya, DC-8 Canadian Pacific Airlines jatuh saat mendarat di Tokyo yang menewaskan 64 orang dalam pesawat.

Saksi mata yang melihat kecelakaan Boeing 707, melaporkan pesawat hancur di udara. "Pesawat itu terbang setinggi Gunung Fuji dan saya bisa melihat asap di ekornya. Saya mendengar bunyi keras dan setelah itu ekor dan badan pesawat pecah dan pesawat mulai berputar ke bawah. Tepat sebelum menabrak hidung dan badan pesawat berpisah," kata seorang saksi dilansir BBC History, Selasa (5/3).

Dua tim penyelidik Inggris, usai kejadian dikirim ke Jepang untuk menyelidiki kecelakaan udara tersebut. Seorang pejabat dari Badan Penerbangan Sipil Amerika Serikat juga akan melakukan perjalanan ke Tokyo.

Pesawat tersebut mendarat pada malam sebelum kecelakaan di Fukuoka, selatan Jepang sebab cuaca buruk di daerah Tokyo. Pesawat juga terbang ke ibu kota Jepang di pagi hari. Kecelakaan terjadi dalam perjalanan ke perhentian berikutnya, Hong Kong.

Kapten Bernard Dobson (45 tahun) dari Poole di Dorset, adalah komandan di pesawat itu. Dia merupakan pilot 707 yang sangat berpengalaman dan telah menerbangkan pesawat itu sejak November 1960.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement