Sabtu 09 Mar 2019 00:43 WIB

Sandiaga: Santri Harus Ikut "Bermain" dalam Ekonomi

Ekonomi syariah dan industri halal menurut Sandi memiliki potensi Rp 3.300 triliun

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Peran Santri dalam Ekonomi. Calon wakil presiden Sandiaga Uno saat menyampaikan sambutannya di Pondok Pesantren Sulalatul Huda, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jumat (8/3).
Foto: Bayu Adji P/ REPUBLIKA
Peran Santri dalam Ekonomi. Calon wakil presiden Sandiaga Uno saat menyampaikan sambutannya di Pondok Pesantren Sulalatul Huda, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jumat (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan bersama Prabowo Subianto ia akan membangun sektor ekonomi dengan melibatkan para santri. Menurut dia, para santri lulusan pesantren harus ikut berkompetisi dalam pembangunan ekonomi.

Sandi menegaskan, keberadaan pesantren sangat menginspirasi bangsa Indonesia. Pesantren memiliki sejarah panjang sebagai lembaga pendidikan, yang bukan hanya mendidik santri di keagamaaan, melainkan sangat berpotensi untuk mebgisi pembangunan ekonomi.

Baca Juga

"Saya lihat ekonomi syariah dan industri halal umum memiliki potensi (Rp) 3.300 triliun lebih, mulai dari pariwisata sampai pada ekonomi kreatif, juga kuliner, fesyen. Ini harus bisa dikembangkan oleh para santri," kata dia di Pondok Pesantren Sulalatul Huda, Kota Tasik, Jumat (8/3) lalu.

Ia optimistis, santri dari Tasik bisa menjadi "pemain" dalam pembangunan ekonomi syariah. Namun, ia mengingatkan, untuk menjadi pemain, para santri harus terus berinovasi, berani mengambil risiko, dan membangun jejaring silaturahim.

Karena itu, menurut dia, ke depannya pesantren tak hanya lagi bisa menjadi tempat mendidik agama, melainkan juga memajukan ekonomi. Sebab, ia yakin Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi nomor tujuh di dunia pada 2030.

Sandi bermimpi, ke depan para santri tak hanya mengenakan sarung dan baju koko. Lebih dari itu, para santri juga bisa mengenakan jas untuk pergi ke luar negeri memajukan ekonomi Indonesia.

"Mereka (santri) pergi berdagang menjadikan ekonomi kita maju. Kalau santri bisa dididik wirausaha, Indonesia akan jadi pusat ekonomi dunia. Santri harus jadi pemain, jangan sampai kita tak berdiri di atas kaki sendiri," tegas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement