Sabtu 09 Mar 2019 20:59 WIB

Prabowo Mengaku Dirinya Sering Dituduh Radikal

Prabpwp meminta pendukungnya tak terprovokasi.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politknya pada Kampanye Sambung Rasa Menyapa Warga Kota Tasikmalaya di Gor Sukapura, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (9/3/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politknya pada Kampanye Sambung Rasa Menyapa Warga Kota Tasikmalaya di Gor Sukapura, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (9/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Calon presiden Prabowo Subianto mengaku sering dituduh radikal oleh pihak-pihak yang tak sejalan dengannya. Namun, ia meminta pendukungnya tak terprovokasi tuduhan itu.

Ia mengatakan, sebagai bangsa Indonesia, pendukungnya harus dapat melindungi semua pihak, meskipun berseberangan pandangan. Menurut dia, bangsa Indonesia harus hidup bersama dengan damai dan saling menghormati.

Baca Juga

"Tapi kita mohon kiai dan ulama dihormati. Kita ingin keadilan untuk semua," kata dia di GOR Sukapura, Kota Tasikmalaya, Sabtu (9/3).

Permohonan itu didasarkan banyaknya ulama yang dikriminalisasi. Ia menilai, saat ini hukum berjalan tidak cukup adil. Padahal, hukum diciptakan untuk semua pihak, bukan hanya untuk rakyat kecil.

Ia mencontohkan, orang-orang yang dekat kekuasaan boleh berbuat seenaknya. Namun di sisi lain, rakyat kecil selalu diadili oleh para penegak hukum.

Prabowo juga menjanjikan, jika terpilih menjadi presiden, dirinya akan menjembut Habib Rizieq Shihab. "Begitu menang saya jemput Habib Rizieq," tegas dia.

Ia mengajak rakyat paham akan kelakuan para pemimpin saat ini. Namun, Prabowo juga meminta rakyat tak emosi.

"Jangan kita terprovokasi. Kalau mereka berbuat jahat, kita tak boleh ikut. Kita yakin yang benar pasti memang, Allah selalu membela yang benar," kata dia.

Itu sejarah. Mereka yang bisa main melamggar hukum, intimidasi, menipu, tapi semua tak bisa ditipu. Semua sudah paham apa yang terjadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement