Senin 11 Mar 2019 08:55 WIB

Boeing Max 8 Kembali Jadi Sorotan Dunia

Ada kemiripan kecelakaan antara Ethiopian Airlines dan Lion Air.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Pesawat Ethiopian Airlines.
Foto: AP
Pesawat Ethiopian Airlines.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Boeing 737 Max 8 kembali menjadi sorotan setelah mengalami kecelakaan fatal di Ethiopia. Kecelakaan ini identik dengan penerbangan Lion Air JT 610 yang jatuh pada akhir tahun lalu.

Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa dan menewaskan 149 penumpang serta 8 awak. Kejadian serupa juga dialami oleh Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, pada 29 Oktober 2018 lalu, serta menewaskan 189 penumpang dan awak. 

Baca Juga

Para pakar keselamatan menyatakan, masih terlalu dini untuk menghubungkan dua insiden kecelakaan fatal yang melibatkan Boeing 737 Max 8 tersebut. Adapun, pihak Boeing belum memberikan komentar lebih lanjut. 

Boeing 737 Max adalah versi pesawat jet terbaru yang didesain nyaman untuk perjalanan penumpang, dan merupakan model unggulan. Pesawat ini merupakan pesaing dari Airbus SE A320neo. Adapun, Boeing 737 dianggap sebagai salah satu pesawat industri yang paling handal. 

Mantan ketua National Transportation Safety Board, Mark Rosenker mengatakan, dua kecelakaan fatal yang menimpa 737 Max 8 merupakan kejadian yang tidak biasa dalam dunia penerbangan. Kedua kecelakaan ini memiliki pola yang sama yakni jatuh setelah beberapa menit lepas landas. 

"Ini adalah masalah luar biasa, pejabat keselamatan penerbangan akan mendorong penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah ada masalah yang sama," ujar Rosenker, Senin (11/3). 

Sementara itu, analis penerbangan Scott Hamilton memperingatkan agar tidak membandingkan antara kecelakaan yang dialami oleh Ethiopian Airlines dengan Lion Air, sebelum kotak hitam dipulihkan. Menurutnya, Ethiopian Airlines memiliki reputasi yang kuat dan catatan keamanan yang baik.

Boeing Co meluncurkan 737 Max 8 pada 2017 sebagai pembaruan untuk model 737 yang sudah berusia 50 tahun. Boeing 737 Max 8 disebut sebagai pesawat yang hemat bahan bakar. Pada akhir Januari, Boeing telah mengirimkan 350 Max-8 dari total pesanan 5.011 pesawat. 

Diketahui, maskapai Southwest Airlines yang berbasis di Dallas merupakan operator terbesar Boeing 737 Max 8 dengan jumlah 31 pesawat. Diikuti oleh American Airlines Group dan Air Canada yang masing-masing memiliki 24 pesawat. Adapun Southwest Airlines dan American Airlines tetap akan menggunakan Boeing 737 Max 8 dan memantau proses investigasi. 

Boeing menghadapi kritik dari beberapa serikat pilot Amerika Serikat (AS) karena tidak memiliki perincian manual penerbangan, dan perubahan perangkat lunak pada Max 8. Sementara, Boeing bersikeras bahwa prosedur kokpit sudah tersedia untuk mengatasi masalah seperti yang dialami oleh Lion Air. 

Laporan awal mengenai kecelakaan maskapai Lion Air berfokus pada pemeliharaan dan pelatihan masakapai penerbangan, serta respons teknis sistem anti-stall pada sensor yang baru saja diganti. Namun, alasan atau penyebab utama kecelakaan tersebut masih belum diumumkan. Pejabat pemerintah dan industri mengatakan kepada Reuters, Boeing diperkirakan akan memperkenalkan tambahan perangkat lunak untuk membantu mengatasi skenario yang dihadapi Lion Air. 

Boeing telah menghadapi serangkaian tuntutan hukum di Amerika Serikat oleh keluarga korban kecelakaan Lion Air, termasuk lima kasus di pengadilan federal di Illionis. 737 Max 8 menggunakan mesin LEAP-1B yang dibuat oleh CFM International, yang merupakan perusahaan patungan dari General Electric Co dan Safran SA. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement