Selasa 12 Mar 2019 13:31 WIB

Diskar PB Kota Bandung Kekurangan Personel

Diskar Bandung tidak mendapat kuota untuk menerima ASN baru.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Perawatan peralatan di Dinas Pemadam Kebakaran, Kota Bandung, Kamis (16/10).  (Republika/Edi Yusuf)
Perawatan peralatan di Dinas Pemadam Kebakaran, Kota Bandung, Kamis (16/10). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung masih kekurangan personel. Padahal, Diskar PB menjadi salah satu dinas yang memiliki tingkat risiko tinggi dalam bertugas.

Kepala Diskar PB Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan saat ini personil yang ada di dinasnya sekitar 330 orang. Terdiri dari 70 orang ASN dan 260 orang tenaga non ASN. Jumlah ini dikatakannya masih jauh dari kebutuhan ideal.

Baca Juga

"Idealnya kalau kita hitung dengan jumlah penduduk 50 ribu jiwa satu orang, kita mininal 500 personil yang kita butuhkan. Jadi kita masih jauh dari kebutuhan ideal," kata Ferdi di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Selasa (12/3).

Ia menuturkan banyak juga personel yang ASN memasuki masa pensiun. ASN di Diskar PB dikatakannya tergolong sudah tua. Sementara tenaga muda merupakan pekerja harian lepas (PHL).

Pada rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) lalu, tambahnya, instansinya pun tidak mendapat kuota untuk menerima ASN baru. Padahal kebutuhan personil sangat besar. Ia bahkan mengaku sudah membicarakan hal itu ke pemerintah pusat.

"Boleh jadi kita dukung kawan-kawan di guru, tenaga medis. Tapi urusan wajib bukan hanya guru dan tenaga medis. Kita support kok, jangan disalahartikan saya tidak setuju dengan perekrutan guru dan tenaga medis. Tapi mohon dibuka peluangnya," tuturnya.

Ia menilai menjadi bagian dari Diskar PB bukan hal yang mudah, tidak seperti dinas lainnya. Karenanya butuh rekrutmen khusus yang memang berasal dari ketertarikan calon petugas yang ingin menjadi bagian Diskar PB.

"Harus ada rekrutmen tersendiri untuk dinas kebakaran itu. Yang hati dan skill basic-nya sama dengan teknik," ucapnya.

Untuk mengantisipasi kekurangan kebutuhan ASN, ia mengatakan pihaknya merekrut pekerja harian lepas (PHL). Tenaga-tenaga muda yang terdidik dan terlatih direkrut untuk mencukupi kebutuhan di lapangan dalam bertugas.

Meski demikian, ia mengaku tidak menjadikan kekurangan tersebut sebagai hambatan dalam bertugas. Ia mengaku terus memaksimalkan dengan petugas dan sarana prasarana yang ada.

"Saya tidak loyo dengan keadaan sekarang. Kita maksimalkan. Kita bangun, bakar semangat heroisme," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement