REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus gencar melakukan upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) melalui pemanfaatan teknologi digital. Upaya ini guna memacu IKM nasional berperan pada penerapan revolusi industri 4.0.
Guna mendorong IKM, Kemenperin menggelar program e-Smart IKM yang pada tahun ini diselenggarakan dengan tema “IKM Go Digital”. “IKM Go Digital ini adalah upaya Kementerian Perindustrian --dalam hal ini Ditjen IKMA-- untuk mempersiapkan industri kecil dan menengah (IKM) menuju revolusi industri 4.0,” jelas Direktur Jenderal IKMA, Gati WIbawaningsih, di sela pembukaan acara e-Smart IKM 2019 di Semarang, Selasa (12/3).
Ia mengungkapkan, acara pembukaan e-Smart IKM 2019 yang dihadiri tak kurang 1.000 IKM dari seluruh Jawa Tengah ini berkolaborasi dengan 15 (lima belas) platform digital dan lembaga pembiayaan serta dikemas dalam konsep pameran, talkshow dan workshop.
Gati juga menambahkan, salah satu permasalahan yang dihadapi dalam Making Indonesia 4.0 adalah UMKM yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi, terutama pemanfaatan teknologi digital.
Melalui program ini, diharap akan mampu menjadi penghubung bagi IKM di Jawa Tengah untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital guna meningkatkan daya saing IKM-nya.
Di sisi lain, penggunaan internet dan infrastruktur telekomunikasi sudah semakin membaik dan berkembang. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan tahun 2017 yang lalu pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa (54,3 persen) dari total populasi penduduk Indonesia.
“Penetrasi penggunaan internet tersebut diharapkan juga dimanfaatkan untuk usaha- usaha produktif yang mampu mendorong efisiensi dan perluasan akses, seperti jual beli online,” jelasnya.
Selanjutnya, masih kata Gati, e-Smart IKM 2019 IKM Go Digital kali ini diikuti oleh 15 kontributor, antara lain Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, Gojek, Blanja.com, Ralali.com, Mbizmarket, Tokoin, Dana, Imooji, odoo Indonesia Network, Tata Sarana Mandiri, BNI, JNE, dan Si Cepat.
Selain itu acara ini juga didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah dan Dinas Perindustrian Kabupaten / Kota se-Jawa Tengah. “Kolaborasi ini merupakan kekuatan untuk memperkuat daya saing industri Indonesia, dan kita harus bergerak bersama,” tandasnya.
Seperti diketahui, program e-Smart IKM sendiri diluncurkan oleh Kemenperin pada tahun 2017, sampai dengan tahun 2018 sebanyak 5.945 IKM dari seluruh Indonesia turut serta dalam program tersebut dan membuahkan nilai transaksi sebesar Rp 1,3 miliar.
Angka ini naik sebesar 773 persen dari nilai transaksi tahun sebelumnya yang hanya Rp 168 juta. Oleh karena itu, ia berharap e-commerce menjadi gerbang bagi para pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital.
“Setelah akses pasarnya diperluas melalui e-commerce, kemudian IKM akan membutuhkan promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, dan teknologi digital lainnya,” tambah Gati.